Maret 12, 2010

Guru Imam Samudra Ditembak

Berita Utama

13 Maret 2010


  • Lagi, Delapan Teroris Ditangkap : Jenazah Dulmatin Dimakamkan 
JAKARTA- Perburuan teroris oleh aparat kepolisian kembali membuahkan hasil. Kemarin, polisi menembak mati dua teroris di Aceh. Seorang dari mereka, Pura Sudarna alias Jajang (38), disebut-sebut merupakan guru Imam Samudra, terpidana kasus bom Bali yang telah dieksekusi di Nusakambangan, November 2008.

Seorang lainnya adalah Enceng Kurnia (38). Polisi juga menahan delapan tersangka, yakni Adi Munadi, Taufik, Ahmad Yunus, M Gema, Ibnu Sina, Abu Batok, Zainudin, dan Hendra Ali.

Sementara itu, jenazah Dulmatin kemarin dimakamkan di Pemalang. Pemakaman yang dihadiri ratusan orang itu berjalan lancar, meskipun sempat terjadi ketegangan antara sejumlah pelayat dan polisi.

Penembakan dua tersangka teroris di Aceh bermula ketika Polri menggelar sweeping di depan Mapolsek Leupung, Aceh Besar. Polisi mencurigai mobil Mitsubishi L300 hitam BK-1116-GU yang mengangkut sepuluh orang.

Saat akan digeledah, para penumpang mobil itu berusaha melarikan diri dan ada yang melepaskan tembakan. Polisi balas menembak hingga menewaskan dua tersangka. Delapan lainnya ditangkap.

Polisi menyita enam pucuk senjata api, yakni dua AK 47, tiga M16, dan satu pistol Glock milik anggota Brimob yang tewas dalam penyergapan teroris beberapa waktu lalu, Briptu Boaz Woisiri alias Boy.

Adapun senjata MP4, alat komunikasi, dan dompet milik Boaz yang dibawa kabur teroris belum ditemukan. Menurut Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Pura Sudarna merupakan guru Imam Samudra, sedangkan Enceng Kurnia alumnus kamp militer Moro, Filipina Selatan, tahun 2005.

”Operasi terus berjalan simultan dengan mengawasi semua pintu keluar masuk. Aparat Densus dibantu anggota Polda Aceh, juga polres dan polsek-polsek,” kata kapolri di Jakarta.

Mengenai operasi di Jawa Tengah, dia belum bisa mengungkapnya.
”Nanti dulu, informasinya minggu depan.”Ia menegaskan, target kelompok teroris itu bukan Presiden AS Barack Obama. Kendati demikian, kapolri mengakui kedatangan Obama menimbulkan kerawanan. Untuk pengamanan tamu negara itu, kepolisian berada di lapis dua, sedangkan lapis satu berada dalam kendali TNI. ”Kami berkoordinasi dengan TNI dan saling memperkuat,” ujarnya.
Insiden saat Pemakaman Jenazah Dulmatin yang tewas ditembak di Pamulang, Tangerang, Banten, kemarin dimakamkan di TPU Makam Dowo, Desa Loning, Kecamatan Petarukan, Pemalang. Suara takbir dan yel-yel jihad mengiringi perjalanan jenazah ke lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah duka di Kelurahan Petarukan.

Sebelumnya, jenazah lelaki bernama asli Joko Pitono itu tiba di rumah duka di kompleks Pasar Petarukan, sekitar pukul 03.15. Istri Dulmatin, Istiada (41) dan enam anaknya ikut mengiringi jenazah dari RS Polri Jakarta.

Sebelum dimakamkan, jenazah disucikan dan kemudian dishalatkan di Masjid Jami Kauman. Setelah itu, dibawa dengan kendaraan colt pikap G-1899-LD ke TPU Makam Dowo. Acara pemakaman dihadiri ratusan warga dan para pelayat dari luar kota yang bergabung dengan laskar jihad dan anggota Front Pembela Islam (FPI).

Ayah tiri Dulmatin, H Jazuli (65) dan para kerabat pria turut mengantar jenazah, termasuk tiga anak almarhum, yakni Usamah Muhammad (11), Haidar Khotob (10), dan Nusaibah (7). Ibu Dulmatin, Hj Masniati (63) dan istri serta anak-anak perempuannya tidak ikut ke pemakaman.

Dalam perjalanan, sesekali terdengar hujatan terhadap salah satu kesatuan Polri. Di TPU, beberapa laskar jihad bersitegang dengan dua anggota Polri, tapi dilerai warga. Ketika rombongan pembawa jenazah datang, seorang dari mereka meminta area tersebut dikosongkan. Seorang polisi membantunya dengan menyingkirkan orang-orang.

Tapi terjadi salah paham dengan laskar jihad sehingga mereka saling dorong. Akhirnya kedua polisi itu mengalah keluar. Setelah itu, pemakaman pun berjalan lancar. Kapolres AKBP Burhanudin SIK melalui Wakapolres Kompol Hamdan Maulana SIK memaklumi insiden itu. Dalam keadaan emosional atas kematian Dulmatin, bisa saja terjadi hujatan dan tindakan tak menyenangkan lainnya terhadap anggota Polri. ”Kami tak mau terpancing provokasi. Maka semua anggota yang bertugas membantu kelancaran pemakaman kami tarik,” jelasnya.

Insiden kecil lainnya terjadi ketika seorang wanita muda ikut berbaur dengan pelayat. Melihat hal itu, seorang pria menghardik dan memintanya keluar karena wanita itu mengenakan celana pendek di atas lutut dan tak berkerudung. ”Hei.. kamu telanjang sana pergi!” teriak pria itu.

Zaid Ahmad Sungkar mewakili keluarga Dulmatin mengatakan, usai pemakaman, keluarga tidak akan mengadakan tahlilan karena tidak terbiasa dengan tradisi tersebut. Mengenai istri dan anak-anak Dulmatin, belum dipastikan apakah mereka akan tetap tinggal di Sukoharjo atau Pemalang. Zaid juga mengatakan bahwa keluarga sudah tidak pernah bertemu dengan Dulmatin sejak sebelum Bom Bali I tahun 2002.

Di Jakarta, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang mengungkapkan, pihaknya masih memeriksa isi laptop milik Dulmatin. Bisa saja isi itu menyesatkan, tapi nanti tetap dikembangkan. Polisi juga masih menyelidiki bagaimana Dulmatin bisa memiliki paspor resmi, sehingga bebas keluar-masuk Indonesia.

Adapun Fauzi, PNS di Tangerang yang diduga melindungi Dulmatin, masih diperiksa di Mabes Polri. Satu perempuan dan tiga anak-anak yang diamankan dalam penyergapan di Pamulang sudah dipulangkan, karena tidak terkait kasus terorisme.

Di sisi lain, polisi juga melacak jejak ipar Dulmatin, Heru Kuncoro, yang memiliki keahlian merakit bom dan senjata api. Heru dan Umar Patek, tersangka kasus bom Bali yang hingga kini belum tertangkap, diduga sudah masuk ke Indonesia dari Filipina Selatan.

Sementara itu, meski menolak cap teroris atas diri Dulmatin, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Abu Bakar Baasyir tidak sependapat dengan langkah Dulmatin yang melakukan kekerasan di daerah damai dan tanpa konflik. ”Jihad sebenarnya hanya boleh dilakukan di daerah perang. Dulmatin bukan nabi, sehingga perbuatannya perlu dikoreksi,” katanya.

Baasyir menilai wajar penembakan yang dilakukan oleh polisi, sebab Dulmatin digerebek karena melanggar undang-undang. Baasyir juga menegaskan bahwa dirinya tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan lelaki asal Pemalang itu.
Petisi Hambali Dari Washington, AS dilaporkan, Hambali, tersangka otak peledakan bom Bali, melakukan upaya hukum untuk dibebaskan dari penjara militer Teluk Guantanamo, Kuba. Pria yang bernama asli Riduan Isamuddin itu mengajukan surat permohonan tersebut di Pengadilan Distrik Washington, Amerika Serikat. Petisi itu merupakan bagian dari upayanya untuk dibebaskan dari penjara militer Guantanamo yang juga sering dijuluki Gitmo.

Pria asal Jawa Barat  yang diduga pemimpin operasional kelompok Jamaah Islamiyah (JI) Asia Tenggara sampai akhir 2002 itu  ditahan di Gitmo sejak September 2006. Guantanamo merupakan kamp Angkatan Laut Amerika Serikat yang juga difungsikan sebagai penjara militer.

Juru bicara Departemen Kehakiman AS tidak berkomentar mengenai upaya hukum Hambali. Departemen itu menyatakan belum ada keputusan apakah akan menyidang Hambali di pengadilan militer atau sipil. Juga belum ditentukan lokasi pengadilannya. (K24,sf,wi,H46,rtr-ben-ant-81,49,65)

Dua Pengedar Ganja Ditangkap


BANJARNEGARA-Dua orang pengedar ganja, yakni Wahyu Kurniawan dan Agus W (30) asal Kutabanjarnegara, ditangkap aparat Polres Banjarnegara.  Agus ditangkap di rumahnya, Minggu (7/3) dan Wahyu ditangkap di Jalan Ki Jagapati, Banjarnegara, beberapa jam setelahnya.

''Setelah Agus ditangkap, kami melakukan pengembangan dan berhasil menangkap Wahyu,'' kata Kapolres Banjarnegara AKBP Nelson P Purba didampingi Kasat Reskrim AKP Agus Sembiring, kemarin.

Dari tersangka Agus, diperoleh barang bukti 15 paket ganja seberat 33,8 gram, yang dibungkus kertas koran. Dari Wahyu, disita 29,9 gram ganja yang dibungkus plastik dan koran. ''Barang-barang itu seluruhnya sudah siap edar,'' kata Kapolres.

Meski kedua tersangka sudah ditangkap, namun untuk mengungkap jaringan tersangka, pihaknya masih mengalami kendala. Pasalnya, baik Agus maupun Wahyu, sama-sama tak tahu identitas pemilik ganja itu.
Para tersangka, kata dia, mengaku mendapatkan ganja dari seseorang di Yogyakarta. Caranya, dengan menghubungi lewat ponsel dan kemudian melakukan pemesanan. Pembayaran dilakukan melalui transaksi antarbank. Namun pengambilan barang harus dilakukan di Yogyakarta.

''Sebelum ditangkap, kami sudah memantau mereka cukup lama. Setelah tiba di Banjarnegara, Agus bisa ditangkap di depan RSUD,'' katanya.(H25-75)

Ancelotti Kontra Zola

Olahraga

13 Maret 2010


LONDON - Duel Chelsea melawan West Ham United akan menjadi pertarungan antara Carlo Ancelotti, pelatih The Blues, dan Manajer West Ham Gianfranco Zola.

Derby London dalam lanjutan Liga Primer Inggris itu bakal digelar di Stamford Bridge, Sabtu ini. Partai tersebut juga membuka kenangan masa lalu kedua pria berkebangsaan Italia tersebut.

Ketika masih bermain, Zola adalah bintang Parma. Kedatangan Ancelotti pada 1996 ternyata merupakan akhir kariernya di Ennio Tardini.

Dinilai tak sesuai dengan skema dan strategi, Ancelotti memutuskan untuk melepas Zola ke Chelsea.

Rekor kandang The Blues di Premier League musim ini sangat mengesankan dengan rekor 12 kali menang, sekali seri dan satu kalah. Sementara catatan away The Hammers buruk, karena cuma sekali menang, lima seri dan delapan kalah.

“Saya tak peduli apakah kami akan melawan Chelsea atau Arsenal. Saya di sini bukan untuk dikalahkan dengan mudah,” ujar Zola, kemarin.

Pada pertemuan pertama musim ini, kedua tim berbagi skor 1-1. Untuk pertandingan ini, poin penuh wajib hukumnya bagi kedua klub.
John Terry cs butuh tiga angka untuk kembali memimpin klasemen. Sementara tim tamu memerlukan poin untuk menjauhi zona degradasi.

“Kami harus tetap berkepala tegak, karena menunduk jelas takkan membantu,” tegas Zola.
Sapu Bersih Striker Chelsea Didier Drogba mengatakan, timnya mesti menyapu bersih partai sisa di Premiership. Saat ini si Biru tertinggal dua angka di belakang Manchester United (MU), tetapi memiliki satu pertandingan di tangan.

“Saya memikirkan partai-partai besar di depan. Kami harus memenangi seluruh laga sisa lantaran besarnya tekanan dari Manchester United,” ungkap Drogba.

Target itu memang tidak mudah. Masalahnya, pada sisa pertandingan itu Chelsea masih harus bertandang ke MU, Tottenham Hotspur dan Liverpool secara berurutan. (rtr,A7-31)

Madrid Incar Mourinho

Olahraga

13 Maret 2010


MADRID - Terdepak dari Liga Champions merupakan pukulan berat bagi para petinggi Real Madrid. Penampilan El Real dianggap belum memuaskan sehingga mereka kini membidik Jose Mourinho, pelatih Inter Milan.

Los Merengues disingkirkan Olympique Lyon pada babak 16 besar. Padahal, Liga Champions merupakan salah satu target wajib buat Madrid musim ini. Untuk alasan menjadi juara Eropa, klub raksasa Spanyol ini mendatangkan Kaka, Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.

Sayang, untuk kali keenam berturut-turut Los Blancos gagal menembus perempat final Champions League. Menurut laporan Daily Mail, Presiden Madrid Florentino Perez tak senang melihat permainan klubnya saat ini.

Pelatih El Real Manuel Pellegrini sekarang dalam posisi sulit. Kursinya dikabarkan tak aman lagi selepas Perez serius ingin meminang Mourinho.

Sejauh ini belum ada komentar dari pria asal Portugal itu. Yang jelas, dia sedang menikmati pekerjaannya bersama Inter, tim yang masih berpeluang untuk menjuarai Seri A Liga Italia dan Liga Champions.

Mengantisipasi kabar itu, kubu Nerazzurri berancang-ancang mencari pelatih baru jika Mourinho benar-benar pergi. Salah satu kandidat yang dibidik adalah Pelatih Girondins Bordeaux Laurent Blanc. (rtr,A7-31)

Dihuni Janda-janda Tersangka Teroris

Berita Utama

13 Maret 2010
Sisi Lain Kampung Tulakan, Sukoharjo


KABUPATEN Sukoharjo seolah tidak pernah lepas dari berita terorisme di Tanah Air. Setiap kali ada penangkapan para tersangka teroris oleh Tim Densus 88 Antiteror, Sukoharjo selalu disebut-sebut.

Entah itu rumah yang digunakan menyembunyikan bahan peledak, tempat persembunyian, hingga rumah tinggal. Tidak tahu persis apa latar belakang para tersangka terorisme memilih wilayah Sukoharjo sebagai bagian dari kegiatan terorisme tersebut.

Belum lepas dari ingatan warga Solo sekitar akan penembakan gembong teroris Noordin M Top di Mojosongo, Solo masyarakat kembali dikejutkan dengan penembakan tersangka teroris di Pamulang, Banten.

Satu di antara tersangka yang tewas disergap timah panas tim Densus 88 adalah Dulmatin yang kemampuannya disebut-sebut melebihi dari Dr Azahari dan Noordin M Top.

Sekali lagi, berita penembakan itu mengalir ke Sukoharjo. Kali ini ke Kampung Tulakan, Desa Godog, Kecamatan Polokarto, khususnya di RT 03 RW 06. Ternyata, di kampung yang berada di sisi kanan Jalan Raya Bekonang-Sukoharjo dan ditempati 50 kepala keluarga (KK) itu terdapat nama Istiada (41), istri Dulmatin.

Meski belum ditetapkan sebagai warga Tulakan, masyarakat di lingkungan pedesaan itu sudah mengenal siapa Istiada, ibu enam anak tersebut. Setidaknya dari rumahnya yang baru saja selesai dibangun dan ditempati sebulan lalu.

Tidak ada yang tahu persis bagaimana perjalanan warga Pemalang, itu sampai ke Tulakan. Sebab, tidak pernah ada catatan wanita itu mempunyai keluarga di Tulakan.

Usut punya usut, kedatangan wanita bercadar tersebut tidak lepas dari peran pengurus Pondok Pesantren Ulul Albab yang masih berada di lingkup RW 06. Istiada yang anaknya belajar di Ulul Albab itu membeli dan menempati rumah di atas tanah yang sebelumnya milik pengurus pondok.

Ketua RT 03 RW 06 Mohtar Sobirin mengaku, sejauh ini memang belum menetapkan Istiada sebagai warganya. Sebab, proses kepindahannya dari Pemalang ke Tulakan belum sempurna. Karena, surat yang dibawa belum lengkap, hanya ada fotokopi KTP dan KK, tanpa ada surat pindah atau surat nikah.

Padahal dalam KTP tertulis dia sudah menikah dan dalam KK sudah mempunyai enam anak. Dari enam anak tersebut, satunya lahir di Mindanao Filipina. “Istiada mulai menempati rumahnya 3 Februari 2010. Dia membeli tanah dari pengurus Ponpes Ulul Albab,” kata Mohtar.

Menurut dia, Istiadah tidak banyak bergaul dengan tetangga sekitar. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama dengan enam anaknya. Kalaupun keluar, itu saat mengantar dan menjemput anaknya sekolah. Namun satu ketika dia juga keluar untuk ke pasar atau belanja kebutuhan di warung. “Orangnya biasa, setiap bertemu saya selalu menyapa,” ungkapnya.

Sepanjang yang diketahuinya, Istiada juga tidak pernah menerima tamu aneh. Sebab, jarak rumah Istiada dengan rumahnya hanya beberapa jengkal. Jadi dia bisa mengetahui bila si pemilik rumah beraktivitas atau menerima tamu yang aneh.
Janda  Saat tersiar kabar Istiada adalah istri Dulmatin, ia mengaku kaget. Sebab, dari berkas yang ditunjukkan, tidak ada nama Dulmatin sebagai suaminya. “Dalam KK Istiada sebagai kepala rumah tangga dan tanpa suami. Dulu pernah saya tanya tentang suaminya dijawab pergi.”

Kondisi tersebut mengingatkan dia akan keberadaan wanita-wanita yang juga ada kaitannya dengan teroris. Suami mereka sudah tewas dieksekusi petugas.
Sepanjang yang diketahuinya, di Tulakan terdapat dua janda tersangka teroris, yaitu Zakia Darojat, istri Imam Samudra, dan Rina Yudi Astuti istri Urwah. Mereka kabarnya mengajar di Ponpes Ulul Albab.

“Itu sudah menjadi rahasia umum, bahwa istri dan anak Imam Samudra tinggal di sini. Tetapi kalau istri Urwah saya kurang paham tinggal di mana,” ungkapnya.

Keterangan Mohtar tersebut dibenarkan oleh Kepala Dusun Godog Marzuki. Menurut dia, keberadaan dua wanita tersebut sudah menjadi rahasia umum di Desa Godog.

 Sebelumnya pengurus Ponpes Ulul Albab Shoimin mengatakan, kemungkinan besar Istiada tahu Ponpes Ulul Albab dari iklan ponpes yang dipasang di majalah. Bisa jadi, karena tertarik kemudian memasukkan anaknya ke ponpes dan akhirnya pindah ke kampung dekat pesantren. (Heru Susilo-60)

 

Golkar Tak Akan Boikot Sri Mulyani

Berita Utama

13 Maret 2010

Golkar Tak Akan Boikot Sri Mulyani

JAKARTA- Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menegaskan, partainya tidak akan memboikot kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani di rapat-rapat DPR. ”Partai Golkar tidak akan memboikot, karena bagaimanapun beliau tetap menteri yang sah,” kata Ical, sapaan akrab Aburizal, sebelum menghadiri Diklat Penyegaran Kader Penggerak Partai Golkar, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (12/3).

Meski demikian, Ical berharap rekomendasi Pansus Angket Century segera ditindaklanjuti pemerintah,   dan penegak hukum memproses dugaan tindak pidana. Mengenai desakan agar DPR mengajukan hak menyatakan pendapat terkait hasil rekomendasi pansus, dia menegaskan bahwa partainya belum memutuskan hal tersebut. ”Kasus Century ini sudah bukan lagi dalam ranah politik, tetapi ranah hukum,” kata Ical.

Demikian pula soal wacana pemakzulan Wapres Boediono ke Mahkamah Konstitusi (MK), ia menyatakan hal itu belum bisa dilakukan. Sebab, kebijakan bailout Bank Century dilakukan saat Boediono menjabat sebagai Gubernur BI.

Di sisi lain, wacana pemboikotan terhadap Sri Mulyani dinilai sebagai sikap tidak kesatria lembaga legislatiif. Selain itu, pemboikotan justru merugikan semua pihak.

 Menurut pengamat politik dari LIPI Syamsudin Haris, kasus skandal Bank Century mestinya diselesaikan secara gentlemen antara lembaga eksekutif dan legislatif. 

”Pemboikotan terhadap Sri Mulyani tidak tepat. Sebab, yang bersangkutan tidak hanya mewakili posisinya sebagai menkeu, tapi juga mewakili pemerintah,” katanya dalam diskusi bertema ”Hubungan Pemerintahan dengan Parlemen Pasca Hak Angket Century” di Gedung DPD Senayan Jakarta, Jumat (12/3).

Dia mengingatkan, konteks kehadiran Sri Mulyani di DPR adalah untuk bertemu dengan Badan Anggaran DPR guna membahas APBN Perubahan 2010. ”Kita tahu, bila APBN terhambat, yang terkena dampaknya adalah kita semua,” tambahnya.

Jadi, lanjut Syamsudin Haris, dampaknya bukan hanya ke eksekutif, melainkan juga ke lembaga legislatif dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya, termasuk pemerintahan daerah. Sebab, sebagian sumber dana pemda, yaitu APBD, berasal dari APBN. ”Malahan, 30% Dana Alokasi Umum (DAU) berasal dari APBN.”

Di tempat yang sama, mantan pimpinan Pansus Angket Bank Century Mahfudz Siddiq mengatakan, wacana boikot Sri Mulyani adalah isu pinggiran. Sebab, bisa benar-benar terjadi dan bisa juga tidak terjadi.

”Kalau konteks pemboikotan itu pada pembahasan APBN-P 2010, itu adalah satu hal yang harus dikritisi bersama. Apakah memang urgen ada pembahasan APBN-P. Sebab, skema APBN-P adalah skema akal-akalan saja,” tandasnya.

Mahfudz menambahkan, dalam ABPN-P isinya ”hanya” bagaimana mengoptimalkan dana-dana yang bisa dioptimalkan. ”Jadi, kalaupun ada proses boikot pembahasan APBN-P, menurut saya itu juga tidak terlalu signifikan,” tambahnya.

Menurutnya, hubungan antara DPR dan Menkeu Sri Mulyani merupakan hubungan institusional. Pada prinsipnya, jangan sampai hubungan kemitraan DPR dan Kementerian Keuangan terganggu. Kalau memang hanya memunculkan ketegangan, pemerintah sebaiknya mengalah.
Kehilangan Momentum Direktur Indef Ikhsan Mojo menegaskan, kasus Century telah kehilangan momentum dari sisi pengungkapan kasus Bank Century. Selain itu, bila ditarik ke kerangka politik, DPR dinilainya sudah masuk ke dalam game politik yang dimainkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

”Jangan terlalu berharap banyak pada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menindaklanjuti masalah ini. Sebab dari berbagai kasus Bank Century yang terungkap dari pansus, lebih banyak tindak kejahatan di bidang perbankan,” tuturnya.

Dikatakannya, pemboikotan yang akan dilakukan terhadap Sri Mulyani dalam rapat-rapai DPR, termasuk dalam pembahasan RAPBN, akan berdampak buruk bagi APBD. Adapun menurut anggota DPD dari Provinsi Gorontalo Elnino M Husein Mohi, wacana pemboikotan terhadap Sri Mulyani berpengaruh luas di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Selain itu, jika pembahasan tentang APBN terhambat, maka akan sangat berpengaruh kepada APBD.

”Ada begitu banyak kepentingan rakyat di APBN yang akan dibahas oleh DPR. Kalau DPR akan memboikot kehadiran dan rapat dengan Sri Mulyani hanya karena persoalan politik Century, maka yang menanggung akibat terbesar adalah daerah,” ujarnya.

Oleh karena itu dia meminta agar proses politik Century dengan APBN tidak dicampuradukkan. Pengamat politik Lembaga Survei (LSI) Burhanudin Muhtadi menilai, aksi boikot PDI Perjuangan terhadap Sri Mulyani bisa jadi bumerang. ”Publik malah bisa bersimpati ke Sri Mulyani yang terkesan dikuya-kuya anggota DPR,” ujar Burhan, panggilan akrab direktur LSI itu.

Apalagi, lanjutnya, Sri Mulyani akan datang ke DPR untuk menyampaikan agenda yang sangat penting bagi rakyat, yakni APBN-P. ”Jika DPR boikot, maka dana terancam tidak bisa dikucurkan untuk kepentingan pembangunan,” tambahnya.

Perseteruan yang meruncing juga meresahkan dunia usaha. Rencana boikot itu kekanak-kanakan. Masyarakat akan semakin sinis pada DPR yang dianggap lebih mementingkan urusan politik ketimbang rakyat. Apalagi belum ada keputusan hukum yang menunjukkan siap yang bersalah dalam kasus Century. ”Opsi C juga tidak menyebut rekomendasi untuk memboikot Sri Mulyani,” ujar Burhan. (H28,K32,di,dtc-65,49)

Maret 09, 2010

Berita Utama

10 Maret 2010

Tiga Teroris Tewas

  • Seorang Diduga Dulmatin
  • JAKARTA - Tiga teroris tewas saat penyergapan oleh Densus 88 Polri di warnet Multiplus Jalan Siliwangi dan di rumah Dokter Fauzi,Gang Asem Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (9/3).
    YI alias M tewas ditembak saat melakuan perlawanan dengan menggunakan senjata api revolver enam peluru. R dan H tewas ditembak saat beraksi melakukan perlawanan menggunakan senjata api sambil mengendarai sepeda motor Suzuki Thunder di Jalan Setiabudi.
    Polisi memastikan, semua korban tewas dalam penggerebekan teroris adalah laki-laki. Mereka merupakan terkait kelompok teroris Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang kini masih diupayakan penangkapannya. ”Mereka ini adalah pemasok senjata dan pendukung dana kegiatan di Aceh,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen (Pol) Edward Aritonang saat jumpa pers di Mabes Polri.
    Dikatakan, penyergapan di Jalan Siliwangi Nomor 6 mulai pukul 11.30, YI alias M ditembak setelah melepaskan tembakan satu kali ke arah polisi. Dari tangan tersangka disita pistol revolver dengan lima peluru dan tujuh peluru cadangan. Dari tempat tersebut juga dievakuasi satu perempuan dan tiga anak-anak. ”Masih sedang kami cek keterkaitannya mereka sedang apa di situ.”
    Edward menjelaskan, polisi masih menyelidiki identitas YI alias M tersebut karena ada yang menduga pria itu adalah Dulmatin. “Identifikasi awal belum tentu kami benarkan. Bisa saja identitas itu palsu atau malah itu yang benar,” ujarnya saat ditanya apakah polisi dapat memastikan jenazah tersebut bukan Dulmatin.
    Sedangkan untuk penyergapan di Jalan Setiabudi Nomor 15 pukul 12.20 selain dua tersangka teroris yang ditembak, R dan H, polisi juga menangkap dua tersangka teroris berinisial BR alias AH, dan SD alias I. “Saat ini masih dalam pemeriksaan.”
    Edward menjelaskan, rangkaian penyergapan tersebut merupakan operasi khusus untuk menindak dan menumpas pelaku-pelaku teroris. Penyergapan itu merupakan pengembangan informasi dari pelaku teroris yang berhasil ditangkap di NAD. Jumlah tersangka teroris yang berhasil ditangkap 17 tersangka di NAD, empat tersangka ditangkap di Jakarta dan Jawa Barat.
    Mereka, lanjutnya, tidak terkait anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) maupun bekas GAM. Masyarakat dan bekas anggota GAM justru mendukung penumpasan teroris di NAD. Adapun dengan kelompok lain masih dalam klarifikasi.
    Mengenai keterkaitan penangkapan teroris dengan rencana kedatangan Presiden AS Barrack Obama ke Indonesia pada pertengahan bulan ini, Edward mengatakan, “Tidak ada”.
    Sementara kamar jenazah Rumah Sakit (RS) Polri Raden Said Sukamto selain diberi garis pembatas atau police line, empat anggota Detasemen Khusus (Densus) tampak berjaga-jaga dengan senjata lengkap. Kepala RS Polri membenarkan ada tiga jenazah yang diduga teroris. “Benar tapi identitasnya belum jelas.”
    Terpisah, Ketua Tim Forensik Mabes Polri, Kombes Amri Kamal mengatakan, pelaku teroris yang ditembak Tim Densus 88 di warnet Multiplus, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa, sempat melepaskan tembakan hingga akhirnya petugas membalas.
    “Pelaku membawa senjata saat berada di dalam warnet,” kata Amri Kamal usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    Amri mengatakan saat Tim Densus 88 melakukan penggerebekan kemudian pelaku mengeluarkan senjata dan sempat melepaskan tembakan, maka petugas melakukan perlawanan.
    Namun begitu, dia belum dapat memberikan keterangan secara terinci tentang jenis yang dibawa pelaku, karena masih dalam penyelidikan.
    “Saya belum dapat menjelaskan tentang senjata yang digunakan pelaku, dan segera dilaporkan kepada Kapolri,” katanya.
    Buku-buku pelajaran jihad dari Abu Jibril ikut diamankan Tim Puslabfor Mabes Polri dari rumah dokter Fauzi di Gang Asem, Jalan Setiabudi. Namun, tidak ada bahan peledak yang disita. “Barang-barang yang disita oleh Densus, senapan angin, ada buku-buku pelajaran jihad dari Abu Jibril. Ada juga handycam dan CD,” kata  Ketua RT 03 RW 05, Pamulang.
    Menurut dia, tidak ditemukan bahan peledak. “Di dalam juga tidak ada orang, tidak ada korban,” ujar Zaini.
    Jalannya Penggerebekan
    Junaidi (38), sopir taksi yang setiap hari mangkal di depan ruko, menceritakan, saat itu, pukul 11.20, dirinya bersama sopir taksi lainnya dan tukang ojek sedang menyeruput kopi di pangkalan. Kemudian datang mobil boks yang menurunkan beberapa orang berpakaian preman dan membawa senjata lengkap.
    Tidak menunggu waktu mereka lantas bergerak ke warnet Multiplus yang berada di ruko. Informasi yang diterimanya, orang-orang bersenjata lengkap yang kemudian diketahui anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri tersebut, menyuruh pegawai, pengunjung, dan pemilik warnet, Linda untuk tiarap. ’’Lalu ada suara tembakan, selama lima menit,’’ tuturnya.
    Setelah dipastikan orang yang diduga sebagai teroris meninggal, belasan anggota Densus lainnya, turut menyeruak ke warnet. Mereka datang ke lokasi penyergapan setidaknya dengan empat mobil. Selain mobil boks, juga digunakan mobil minibus dan dua buah kijang.
    Selain menewaskan satu orang, dari dalam warnet, polisi menangkap dua orang. Mereka dibawa keluar sambil kepalanya ditutup. Warnet itu sendiri berada di lantai dua, sedangkan lantai satu digunakan untuk menjual alat tulis kantor, dan kasir.
    Sekitar pukul 13.00, datang ambulans, yang membawa tersangka teroris yang telah tewas. Menariknya, Junaidi mengatakan, sekitar dua hari sebelumnya, pada malam hari pukul 22.00, saat menunggu penumpang di pangkalan, dia didatangi seorang lelaki sopan, dengan menggunakan jaket, bertanya mengenai kontrakan di sekitar lokasi. Saat berita di televisi menayangkan sketsa orang itu, dia mengetahui sketsa teroris mirip dengan lelaki yang bertanya kepadanya malam itu.
    Cerita sama diungkapkan, Sukirman (39), yang juga sopir taksi. Saat itu, lelaki asal Desa Sigogok, Kecamatan Belik, Pemalang itu, juga sedang menunggu penumpang. ’’Sekitar setengah dua belas, tahu-tahu ada tembakan, saya kaget. Saya lalu bertanya kepada salah seorang polisi dan dijawab ada teroris,’’ katanya.
    Tepat di sebelah kanan warnet, terdapat warung makan. Agus Setiawan (28), karyawan warung mengatakan, saat di dalam warung dirinya mendengar dua kali letusan senjata api. Beberapa detik kemudian, suara tembakan kembali terdengar.
    Tentu saja, mendengar suara tersebut, dia penasaran mencari sumber bunyi. ’’Tetapi saat mau keluar, ada polisi yang melarang saya keluar, dan disuruh masuk. Pintu ruko langsung kami tutup,’’ katanya.
    Beberapa deretan tempat usaha yang berada di ruko tersebut pun disuruh menutup tokonya. Warnet itu sendiri buka pukul 07.00 dan tutup pukul 24.00.
    Bila kesaksian-kesaksian tersebut diungkapkan orang-orang yang berada di luar warnet, lalu bagaimana penuturan Linda, sang pemilik warnet yang berada di dalam. Ketika beberapa anggota Densus menyeruak ke tempat usahanya, Linda mengaku bersama salah satu pengunjung dan karyawannya, sedang berada di lantai 1. Adapun buron polisi sedang menggunakan internet di lantai 2.
    Lima menit sebelumnya, tersangka teroris yang tewas itu datang ke warnet. Lalu ditanya apakah hendak menggunakan internet dan diiyakan. Tak berapa lama, datang polisi berpakaian preman. ’’Ibu keluar ada teroris,’’ tutur Linda menirukan beberapa anggota polisi yang datang. Dilanjutkan, ’’Polisi lalu ke atas terus ada tembak-tembakan.’’  Tentu saja kejadian yang tidak disangkanya itu membuat kaget dan syok.
    Di Gang Asem
    Lalu bagaimana dengan kesaksian warga dalam penyergapan dan penembakan di Gang Asem Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
    Mak Sipit (55) dan menantunya, Rosiana (42), siang itu sedang duduk di teras depan rumahnya yang dijadikan warung nasi kecil-kecilan. Dari arah kanan, di depan jalan gang muncul dua motor yang masing-masing memboncengkan penumpang. Mereka sempat berhenti sebentar.
    Lalu seorang lelaki berpakaian preman yang ternyata polisi, memegang pundak salah satu penumpang motor di depannya. Dipegang seperti itu, penumpang itu kemudian mengayunkan lengannya, dan sesaat sempat terjadi pergumulan.
    Kemudian terdengar bunyi senjata. Satu orang tertelungkup di jalan, satu lainnya ’’nyungsrep’’ di bawah meja, di depan tempat duduk Mak Sipit. ’’Saya bilang, pisahin tuh ada orang berantem, ga tahunya itu polisi. Saya tidak tahu karena mereka memakai pakaian biasa,’’ katanya.
    Polisi kemudian berteriak agar dirinya masuk ke dalam rumah. Sementara suaminya, Pendi, berada di dalam rumah, sedang menonton berita penyergapan teroris di ruko. Saat di dalam terdengar bunyi letusan senjata. ’’Mana saya tahu ya, kalau ternyata tepat di depan saya polisi juga lagi menangkap teroris,’’ timpal Rosiana.
    Di tempat kejadian, tepatnya di lantai teras yang juga samping warungnya, terdapat lima lubang akibat peluru. Ketika polisi melakukan olah tempat kejadian perkara, selongsong peluru juga ditemukan. Selain itu, bekas darah pun telah mengering. Di jalan, beberapa meter lokasi penumpang bermotor lainnya tewas tertelungkup, ceceran darah menggenang setelah turun hujan.
    Saksi lainnya yang saat terjadi baku tembak sedang menyeruput minuman di warung depan gang mengatakan, setelah terdengar bunyi letusan, salah satu pengunjung warung yang berada di sampingnya lantas berlari menuju lokasi. Sama seperti saksi-saksi lainnya, dirinya tidak menyadari, pengunjung warung tersebut adalah polisi.
    Berlari sambil memegang senjata, polisi itu lalu menambak tersangka teroris yang telah jatuh. Saat kembali dan ditanya, polisi itu menjawab,’’teroris itu masih hidup’’. Polisi lain yang bergumul di awal, lalu berjalan memegang salah satu telapak tangannya yang terkena tembakan teroris.
    Setelah menewaskan dua tersangka teroris, puluhan polisi lalu bergerak lebih ke sebuah rumah di ujung gang. Rumah itu tidak lain merupakan kediaman Dokter Fauzi.
    Dari rumah itulah, dua teroris yang tewas ditembak muncul. Di rumah Fauzi, polisi lantas membuka paksa pagar, masuk dan melepaskan bunyi tembakan.
    Ali Sadikin (29), warga yang berumah tidak jauh dari kediaman Fauzi mengatakan, setelah polisi masuk rumah, terdengar beberapa rentetan tembakan.
    Sementara, Nia (36), istri Fauzi dan tiga orang anaknya, langsung diamankan menuju rumahnya. Di dalam rumah, polisi membawa ke dua orang, salah satunya adalah Abu Haikal.
    ’’Kalau Pak Fauzi, kesehariannya biasa saja. Dia kan bekerja di Puskesmas Cikokol, Tangerang. Pulang ke rumah, dia buka praktik.’’
    Hingga kini rumah Fauzi masih dijaga polisi dan dipasang police line. Sementara, Rio (22) dan Eko Haryanto (17) menuturkan, hampir setiap malam, di kediaman Fauzi terlihat tamu yang menggunakan sorban. Hal itu diketahui, karena keduanya sering nongkrong di warnet yang berjarak beberapa rumah dari kediaman Fauzi. ’’Kalau malam sering kumpul-kumpul, seperti kayak ada perkumpulan yang gimana, pakai sorban’’ kata keduanya. (K24,J21-76)
     

Rumah Juragan Sembako Dirampok


  • Kerugian Rp 200 Juta
BANYUMAS-Rumah Kuwadi (36), pemilik toko sembako di Desa Karangpucung RT 3/1, Kecamatan Tambak, Banyumas, Senin (8/3) sekitar pukul 00.30, dirampok.

Pelaku berjumlah tiga orang membawa kabur tas berisi uang Rp 200 juta lebih, serta sejumlah perhiasan berupa gelang dan cincin emas.

Sekitar pukul 00.30 itu, korban bangun dari tidur hendak buang air kecil. Tapi begitu membuka pintu kamar, tiga orang tak dikenal sudah ada di depannya. Salah seorang pelaku memukul kepalanya dengan linggis dan memintanya untuk masuk lagi ke kamar dan menyerahkan uang dan perhiasan.

Di dalam kamar, korban diancam untuk tidak melawan, kalau ingin keluarganya selamat. ''Daripada anak dan istri ikut jadi korban, tas berisi uang dan beberapa gram perhiasan emas diserahkan. Tas berisi Rp 200 juta lebih,'' tutur Kuwadi ketika ditemui di rumahnya kemarin.

Selain dipukul, ungkapnya, mulutnya diplester dengan lakban. Kedua tangannya diikat. Istrinya, Lestari (30) dan anaknya Putri (10) yang sekamar, juga diikat dengan tali sepatu. Bahkan istrinya yang ketakutan sampai pingsan.

''Ciri-ciri wajahnya saya tidak begitu hafal. Satu dari tiga orang yang masuk wajahnya ditutupi dengan kain. Setelah mengambil tas berisi uang, pelaku langsung kabur,'' jelasnya.

Uang yang disikat pencuri merupakan uang hasil penjualan sembako dan barang dagangan pada hari Sabtu dan Minggu. Biasanya uang hasil jualan, oleh korban disetor ke bank setelah tokonya tutup pada sore hari. Kebetulan hari Sabtu dan Minggu, bank tutup, uang disimpan di lemari kamarnya.

Setelah pelaku meninggalkan rumahnya, selang setengah jam kemudian, istri korban yang pingsan sadar dan bisa melepaskan ikatan di tangannya.

Ia pun langsung membuka plester di mulut suaminya dan tangan yang terikat tali. Anaknya yang tangannya diikat dengan tali sepatu juga bisa dilepas.

''Begitu bisa lepas, saya langsung telepon ke Polsek Tambak.'' (G23-29)

Menotti Kritik Pasukan Maradona

Olahraga

10 Maret 2010


BUENOS AIRES - Performa Argentina yang biasa-biasa saja membuat Cesar Luis Menotti meminta Diego Maradona, pelatih Tim Tango, untuk tak menjadikan Piala Dunia 2010 sebagai target. Menotti adalah pelatih tim nasional (timnas) Argentina pada 1974-1983.

”Sejak Marcelo Bielsa tak lagi menjadi pelatih, situasinya menjadi tidak bagus. Tak ada rencana soal pengembangan tim, waktu dibuang dengan percuma dan laga persahabatan tidak digunakan untuk mematangkan tim,” tegas Menotti, kemarin.

Pria berjuluk El Flaco ini merujuk pada banyaknya pemain yang dipanggil Maradona untuk membentuk tim. Sekitar 15 bulan menangani Tim Tango, sudah 100 pemain yang dipanggil suksesor Alfio Basile itu.

Faktanya, pasukan Maradona harus bersusah payah untuk meraih tiket Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel). Javier Mascherano cs berhasil lolos dengan menempati posisi empat di Zona Amerika Selatan di belakang Brasil, Cile dan Paraguay.
Konsep Permainan Gara-gara sebal dengan performa Tim Tango, Menotti menilai Albiceleste tak perlu pasang target juara di Afsel. ”Maradona, tugas Anda bukan mendatangkan gelar juara dunia, tetapi membentuk konsep permainan yang jelas. Kalau soal pemain, kita memiliki pemain berkualitas dan itu tak perlu diragukan lagi,” paparnya.

Menotti yang memimpin Argentina menjadi juara dunia 1978 itu juga mengkritik penampilan Lionel Messi. ”Banyak yang berharap Messi sendirian bisa menghadirkan kemenangan. Namun, sebuah kemenangan hanya bisa diraih berkat kerja sama tim, bukan individu,” tuturnya. (rtr,A7-31)

Toni Fokus Timnas

Olahraga

10 Maret 2010


ROMA - Luca Toni mengaku kerasan bermain di AS Roma. Striker Italia ini pun berpikir untuk melanjutkan kariernya di Giallorossi. Namun, sebelum mewujudkan hal itu, dia ingin fokus ikut Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel).

Toni bergabung dengan Roma di awal tahun ini melalui status pinjaman dari Bayern Munich. Sejauh ini dia baru tampil lima kali di Seri A Liga Italia dan menyumbang dua gol. Dia harus absen dalam sebulan terakhir lantaran cedera.
Kini, cederanya mulai pulih dan mantan pemain Fiorentina ini diperkirakan siap comeback dalam waktu dekat. ”Saya senang di Roma. Saya punya hubungan yang sangat baik dengan orang-orang di sini dan fans. Saya akan melakukan apa pun supaya bisa bertahan di sini di masa mendatang,” tutur Toni, kemarin.

Penyerang berusia 32 tahun itu dipinjamkan Bayern hingga 30 Juni mendatang. Salah satu motif terbesar Toni masuk Olimpico adalah agar tak kehilangan tempat di tim nasional (timnas) Italia untuk Piala Dunia 2010.
Didukung Conti ”Demi Piala Dunia, saya harus bermain baik untuk mencetak banyak gol,” ujar attacante yang pernah membela Palermo ini.

”Itulah target saya dalam dua bulan ke depan. Niat saya adalah meneruskan karier dengan kostum Roma,” tandasnya.

Keinginan tersebut didukung Direktur Roma Bruno Conti. Conti akan mendukung tekad Toni untuk tampil optimal sehingga bisa terjamin masuk skuad Marcello Lippi. ’’Toni lebih baik daripada Adriano,’’ tutur Conti.

Toni memilih pergi dari Munich lantaran kalah bersaing. Di Bayern, namanya dipinggirkan pelatih Louis van Gaal. (rtr,A7-31)

Tiap Senin Demo Minta Ijazah Palsu Diproses

Berita Utama

10 Maret 2010
Kemesraan Bupati Untung dan Temannya Sudah Berlalu (1)


 

Aksi demo massa di Sragen yang dilakukan setiap Senin, terhitung sejak 22 Februari 2010 lalu, mengundang berbagai tanda tanya masyarakat. Sebab di antara pelaku aksi yang menuntut Bupati H Untung Wiyono turun dari jabatannya, adalah teman dekatnya sendiri.
Dewor Sutardi (59), salah seorang penggerak aksi demo di LSM Lintas, tak lain adalah rekan dekatnya sejak muda. Begitu pula dengan Syaiful Hidayat (47), setelah tak menjadi anggota DPRD Sragen, pernah diangkat sebagai staf khusus bupati. Bahkan, pernah diserahi memimpin unit usaha perbengkelan milik pemkab di Pilangsari, Sragen.
Masih ada lagi rekan Untung yakni Rus Utaryono dan Mahmudi Tohpati, anggota DPRD periode 1999-2004, juga termasuk sohib bupati.
Lalu mengapa kini mereka justru mendemo Untung? Bupati dua kali periode yang beberapa kali memperoleh penghargaan dari pemerintah itu disebut-sebut ingin melanggengkan kekuasaan.
Dia dituduh menyiapkan dokter Kusdinar UYS, putrinya untuk mencalonkan bupati.
Atas tuduhan tersebut, Untung Wiyono mengaku tidak habis pikir. Alasannya, kenapa setelah dua kali menjabat bupati dan tinggal 16 bulan lagi jabatan periode keduanya berakhir, justru didemo rekan-rekannya sendiri.
’’Kalau persoalan ijazah, kenapa tidak dulu-dulu?’’ tuturnya lantang.
Sepertinya kemesraannya dengan para sohibnya itu akan berlalu. Didampingi Ketua DPRD Sragen dokter Kusdinar UYS yang juga putri sulung Untung dari pernikahannya dengan Hj Suparmi itu, dia berterus terang. Saat mencalonkan pertama kali sebagai bupati Sragen 2001 silam, yang memproses atau mengantarkan dia menjadi orang nomor satu di Sragen juga Dewor Sutardi dan rekan-rekannya itu.
Dulu, saat pemilihan bupati masih menggunakan sistem pungutan suara wakil rakyat, Dewor Sutardi dan Syaiful Hidayat, ikut mendukungnya. Mereka diduga kuat juga mengetahui persyaratan ijazah yang dipakai Untung.
’’Mereka itu teman-teman yang mendukung saya jadi bupati Sragen. Tapi setelah dua periode menjabat, kenapa soal ijazah ditanyakan lagi?’’ katanya masih dengan nada lantang.
Bupati mengaku tidak terkejut dengan euforia sekarang ini. Semua warga negara mempunyai hak menyampaikan pendapat, demo, bahkan mencaci maki dan menghujat.
Dia menengarai ada pihak yang sengaja ingin memperkeruh keadaan, karena akan mencalonkan sebagai bupati periode 2011 - 2016.
Spekulasi yang beredar, perlawanan sejumlah anggota DPRD periode 1999 - 2004 itu, dikarenakan persoalan hukum pidana.
Sebab 24 ada anggota DPRD periode 1999 - 2004, terjerat perkara hukum, yakni korupsi dana purnabakti Rp 2,25 miliar. Mereka sudah divonis PN Sragen dengan pidana 14 bulan penjara dan denda Rp 50 juta.

Cuci Tangan

Ketika para terpidana itu mengajukan banding, ternyata putusan Pengadilan Tinggi menguatkan keputusan PN Sragen, sehingga mereka kasasi ke Mahkamah Agung. Muncul kabar, kasasi MA itu segera turun.
Mereka demo karena Bupati Untung yang diduga ikut menyetujui pemberian dana purnabakti Rp 2,25 miliar, dianggap cuci tangan.
Hanya saja, Rus Utaryono menyatakan, aksi demo itu murni untuk memproses penggunaan ijazah palsu.
’’Karena itu menjadi ganjalan sejarah pemerintahan di Sragen dan harus diluruskan secara hukum,’’ tuturnya. Diakui, langkah memperkarakan itu terlambat, namun harus dilakukan karena akan dicatat dalam sejarah.
Rus menegaskan, aksi demo itu steril dari kepentingan pilbub tahun 2011. Karena aksi itu bentuk dukungan kolegial untuk meluruskan sejarah di Sragen.
Di antara saksi, yakni Syaiful Hidayat sejak awal menginginkan penggunaan ijazah palsu itu diproses.
Karena dia sudah melacak dan mengklarifikasi ijazah SMA Sembada, UT, Darul Ulum, bahkan STHI Jakarta yang digunakan Untung mencalonkan bupati periode itu.
’’Hasilnya meragukan. Bahkan, untuk ijazahnya dari SMA Sembada bukan ijazah dia (Untung, red),’’ ujar Utaryono. (Anindito AN-54)

Maret 08, 2010

Bigelow, Wanita Sutradara Pertama Raih Oscar

Berita Utama
09 Maret 2010

LOS ANGELES - Kathryn Bigelow (58), yang membesut film The Hurt Locker, menoreh sejarah baru sebagai wanita sutradara pertama yang meraih Oscar.
Dalam penganugerahan Academy Award ke-82, Minggu waktu Los Angeles (Senin WIB), dia mengalahkan James Cameron, sutradara Avatar yang juga mantan suaminya.

Di kalangan pengamat film, persaingan antara Bigelow dan Cameron disebut-sebut bagaikan pertarungan David dengan Goliath. Cameron ibarat “sang Goliath” di jagat perfilman Hollywood. Dia penghasil film-film laris sepanjang sejarah. Dua belas tahun lalu, dia berjaya dengan Titanic yang disebut-sebut sebagai film romantis paling laris.

Film fantasi Avatar yang disutradarainya telah meraup pendapatan 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 23,75 triliun) atau terbesar dalam sejarah perfilman Hollywood.

Di lain pihak, Bigelow menggarap The Hurt Locker dengan biaya rendah. Penjualan tiket film itu pun “hanya” 20 juta dolar AS (sekitar Rp 190 miliar). Kendati demikian,  film drama tentang perang Irak berhasil memperoleh enam penghargaan Oscar.
Tak Percaya

Dengan ekspresi wajah tidak percaya, Kathryn maju ke atas panggung untuk menerima Oscar setelah namanya disebut oleh aktris dan penyanyi Barbara Streisand sebagai pemenang Oscar untuk kategori sutradara terbaik.

“Tak ada cara yang tepat untuk melukiskan momentum ini. Sungguh, ini merupakan saat terpenting sepanjang hayat,” kata Bigelow, saat menerima piala Oscar.

Dia mengatakan bahwa dia memang berharap menjadi wanita pertama yang menjadi sineas terbaik. Dalam ajang Oscar kali ini, saingan Bigelow lainnya adalah Quentin Tarantino (Inglorious Basterds), Lee Daniels (Precious) dan Jason Reitman (Up in the Air).

Dengan terbata-bata Kathryn mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Dia menyatakan mendedikasikan kemenangannya untuk para tentara AS yang sedang bertugas di Irak.

Ekspresi wajah tak percaya kembali ditunjukkan saat dia kembali dari belakang panggung untuk bergabung dengan timnya menerima Piala Oscar. Sebab, The Hurt Locker ditetapkan sebagai film terbaik.

The Hurt Locker yang dinominasikan pada sembilan kategori berhasil mengalahkan film Avatar yang sama-sama dinominasikan di sembilan kategori.
Secara keseluruhan, The Hurt Locker berhasil menyabet enam Oscar, sementara Avatar hanya mendapatkan tiga piala.(rtr-ben-ant-81)

Kejaksaan Tetapkan Empat Tersangka


Dugaan Penyimpangan Dana BKK
BANJARNEGARA-Setelah melalui proses penyelidikan dan kini sudah sampai pada tahap penyidikan, akhirnya Kejaksaan Negeri Banjarnegara menetapkan empat tersangka, dalam kasus dugaan penyimpangan dana pada PD BKK Batur dan PD BKK Banjarnegara.

”Kami sudah tetapkan tersangka, yakni Spn, AHS dan Jhn untuk kasus di BKK Batur, serta satu tersangka lagi AY untuk di BKK Banjarnegara,” kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Banjarnegara Budiyaningsih SH, saat ditemui Suara Merdeka di ruang kerjanya, kemarin.

Namun Kajari tidak bersedia untuk membeberkan nama terang dari masing-masing tersangka tersebut. Alasannya, karena masih dalam tahap penyidikan, maka dia menolak untuk menyampaikan nama lengkapnya.”Jangan dulu, cukup inisial saja,” tegasnya.

Dia menyampaikan, dalam menangani kasus tersebut, pihaknya sudah memeriksa sebanyak 15 saksi. Mereka antara lain berasal dari jajaran direksi, Dewan Pengawas dan juga Dewan Pembina.

Meski demikian, ada yang cukup mengejutkan dari penetapan empat tersangka tersebut. Pasalnya, selama ini yang menjadi sorotan adalah kasus penyimpangan dana perusahaan daerah pada BKK Batur. Demikian pula yang tengah menjadi topik pembahasan oleh Komisi B DPRD Banjarnegara. Komisi itu belum menyentuh pembahasan selain terfokus pada masalah di Batur.
Audit BPKP Tetapi rupanya Kejari Banjarnegara sudah menangani dugaan penyimpangan dana di PD BKK Banjarnegara. Menyinggung soal jumlah kerugian negara yang diderita akibat kasus pada perusahaan daerah tersebut, Kajari menyampaikan hal itu masih harus diaudit oleh BPKP. ”Pekan ini semua proses pemeriksaan terhadap para saksi kami perkirakan selesai dan pekan depan mulai kirim berkas ke BPKP,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Banjarnegara Wahyu Kristianto SE berharap, setelah merger, kinerja atau manajemen PD BKK Banjarnegara semakin baik. Tidak ada lagi permasalahan yang membuat kinerjanya terhambat.(H25-29)

Kembali Pimpin PDIP Jateng

Berita Utama
09 Maret 2010

SEMARANG- Seperti diduga sebelumnya, Murdoko akhirnya terpilih kembali sebagai ketua DPD PDIP Jateng dalam konferensi daerah (konferda) di Panti Marhaen, Semarang, Senin (8/3). Murdoko mendapat dukungan dari 34 DPC, sedangkan satu DPC yakni Kebumen mendukung Hj Rustriningsih, yang juga wakil gubernur Jateng.

Konferda juga memutuskan, memberikan rekomendasi dukungan kepada Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP periode mendatang. Mega menghadiri konferda didampingi Sekjen Pramono Anung, sejumlah pengurus DPP dan anggota DPR dari daerah pemilihan Jateng seperti Tjahjo Kumolo, Puan Maharani, Mangara Siahaan, Budiman Sudjatmiko, Utut Adiyanto, serta Hendrawan Supratikno.

Konferda berlangsung lancar. Setelah dibuka oleh Mega, pimpinan sidang yakni Pramono Anung meminta tiap-tiap cabang membacakan hasil rekomendasi berdasarkan konferensi cabang (konfercab).

Setelah terpilih, Murdoko langsung ditunjuk sebagai ketua tim formatur untuk memilih pengurus. Dalam kepengurusan periode 2010-2015, jabatan sekretaris dipegang Agustina Wilujeng dan bendahara Rukma Setya Budi.

Ada dua bupati/wali kota yang dimasukkan sebagai pengurus DPD di jajaran ketua, yakni Bupati Batang Bambang Bintoro dan Wali Kota Surakarta Joko Widodo. Pengurus yang terpilih langsung dikukuhkan dan dilantik oleh Puan Maharani mewakili Megawati.
Konsolidasi

Kepada wartawan, Murdoko menyatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera melakukan konsolidasi dengan pengurus-pengurus di daerah, termasuk menyelesaikan tiga konfercab yang belum selesai.

Soal tidak dimasukkannya nama Hj Rustriningsih dalam kepengurusan yang baru, dengan enteng Murdoko menjawab, ’’Takone kok angel-angel (pertanyaannya kok sulit).’’

Rustriningsih turut hadir dalam konferda. Ia mendampingi Gubernur Bibit Waluyo yang diundang PDIP, mengingat pasangan itu dicalonkan partai tersebut dalam pilgub.

Namun seusai pembukaan konferda, Rustri langsung meninggalkan tempat bersama Bibit Waluyo. Rustri yang sebelumnya santer dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai ketua DPD, ternyata hanya mendapat satu dukungan dari Kebumen.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, pelaksanaan konferda di Jateng merupakan yang terakhir di Jawa. Selanjutnya dia bersama pengurus DPP akan berkeliling ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku. ’’Sebelum April, diharapkan seluruh konferda sudah selesai,’’ katanya. (H37,H23-65)

Misi Balas Dendam Arsene Wenger

Berita Utama
09 Maret 2010

LONDON- Arsene Wenger kecewa ketika timnya kalah 1-2 dalam pertandingan pertama babak 16 besar Liga Champions di kandang FC Porto, pertengahan bulan lalu. Dia merasa bahwa timnya seharusnya meraih hasil yang lebih baik dari itu.

Arsenal memang mendominasi, namun hasil akhir membuktikan bahwa mereka kalah. Karena itu, dalam pertemuan kedua di Stadion Emirates, Rabu (10/3) dinihari WIB nanti, arsitek the Gunners —Arsene Wenger— ingin membalas dendam sekeras-kerasnya. ”Kami berpikir bahwa tidak seharusnya pertandingan kedua lebih berat. Tetapi mereka membuat situasi menjadi lain dengan dua gol,” keluh Wenger.

”Namun saya selalu yakin dengan tim saya. Kami akan menang dan lolos seperti yang telah kami lakukan sebelumnya,” tambah pria Prancis itu.

Senada dengan Wenger, bek gaek Arsenal, Sol Campbell, juga optimistis timnya bisa membalik defisit gol dan kenangan pahit kalah pada putaran pertama sebagai dorongan untuk membekuk klub juara Liga Portugal pada leg kedua di Emirates.

Tim asuhan Wenger paling tidak harus menghapus kekalahan selisih gol untuk memaksakan perpanjangan waktu. Namun mereka bisa lebih cepat lolos jika mampu menang 1-0.

Campbell —yang menjadi pencetak gol tunggal Arsenal pada putaran pertama— punya target belas dendam dan memperbaiki penampilannya. ”Pertandingan baru setengah jalan, itu akan mendorong kami untuk leg kedua,” kata Campbell.

”Mencetak gol di kandang lawan sangat penting. Seandainya kami kalah 0-1, tentu saja itu akan berat. itulah sebabnya membuat satu gol di kandang lawan sangat bagus,” tambah bek berusia 35 tahun itu.

”Itu memberi kami sedikit keuntungan untuk membangun pertandingan leg kedua. Tetapi bagaimanapun, kami kurang bahagia karena kami kalah pada pertandingan pertama.”

Menurut Campbell, yang harus dilakukan timnya sekarang adalah mengambil sisi positif dari pertandingan pertama untuk bangkit lagi sebagai sebuah tim. ”Masih ada pekerjaan besar untuk diselesaikan. Kami tidak boleh melakukan kesalahan lagi,” tambahnya.

Melangkah ke delapan besar akan menjadi insentif yang lebih dari cukup bagi Arsenal. Campbell yakin bahwa kekalahan leg pertama akan menambah motivasi timnya untuk bertanding di leg kedua.

Hanya, mereka harus tetap menyadari bahwa FC Porto juga sangat ingin lolos ke perempat final. Dengan posisi memimpin, Porto tentu saja lebih nyaman meski mereka akan bertindak sebagai tim tamu pada leg kedua nanti.

Hulk dan kawan-kawan kini akan mengandalkan serangan balik, memanfaatkan kelengahan Arsenal yang biasanya bermain terbuka, apalagi dalam posisi harus menang.

”Kami berharap mereka bermain terbuka dan tampaknya mereka memang harus begitu karena ingin mencetak gol. Kami akan memanfaatkan itu untuk menyerang balik dan mempertahankan keunggulan kami,” kata Hulk, penyerang tinggi-besar asal Brasil. (rtr,F3-40)

Nigeria Kembali Dilanda Konflik Etnis, 500 Tewas

Berita Utama
09 Maret 2010

JOS - Tentara mengintensifkan patroli di Kota Jos, Nigeria tengah, menyusul bentrokan etnis yang menewaskan sekitar 500 orang, kemarin. Pada saat yang sama, para pekerja kemanusiaan berusaha memperoleh akses mengenai kebenaran jumlah korban jiwa.

Jumlah korban memang masih simpang siur. Juru bicara kepolisian mengatakan, korban tewas hanya 55 orang. Namun, para tokoh suku dan wartawan setempat mengatakan lebih dari 500 orang terbunuh dalam bentrokan itu.

Penjabat Presiden Goodluck Jonathan mengadakan rapat darurat dengan seluruh kepala keamanan untuk membahas langkah-langkah mencegah bentrokan etnis merembet ke daerah lain. ”Tentara berpatroli di berbagai sudut kota, dan situasi sudah tenang. Kami memperkirakan 500 orang tewas. Namun, saya kira jumlah korban kemungkinan lebih besar lagi,” kata Komisaris Informasi Negara Bagian Plateau Gregory Yenlong, kemarin.

Juru bicara Palang Merah mengatakan, situasi masih mencekam dan tim kemanusiaan sudah dapat membantu mengevakuasi sebagian korban luka-luka ke rumah sakit di Kota Jos.

Bentrokan etnis terbaru itu terjadi pada masa-masa sulit bagi Jonathan. Sebab, dia masih harus memperoleh pengukuhan kekuasaan, sementara Presiden Umaru Yar’Adua masih terlalu sakit untuk memerintah. Dalam bentrokan etnis Minggu lalu, sedikitnya 500 orang tewas, kata penasihat gubernur negara bagian itu, Dan Manjang, kemarin.

”Kami telah menangkap 95 orang, namun pada saat yang sama lebih dari 500 orang tewas dalam bentrokan terbaru itu,” jelasnya.

Negara Bagian Plateau, Nigeria tengah, juga mengonfirmasi jumlah kematian yang sama, namun para saksi mata dan pegiat hak asasi manusia (HAM)  lokal menyatakan jumlah korban tewas sekitar 200 orang.
Sangat Ketat

Ketua Liga  HAM di Jos, Shamaki Gad Peter, mengatakan,  ”Catatan kami terbaru menunjukkan 202 orang tewas dalam konflik etnis tersebut.”Pegiat HAM lainnya, Shehu Sani, mengatakan 250 orang tewas. ”Sejauh ini kami menemukan 200 orang tewas di tiga desa,” kata kata seorang penduduk Dogo Nahawa, Fank Tutgun.

Dia melaporkan tidak ada bentrokan pada malam Senin di tengah penjagaan keamanan sangat ketat setelah pihak berwenang memberlakukan kawasan itu sebagai zona siaga merah dan pengerahan pasukan.

Konflik berdarah tersebut melibatkan warga Muslim dan Kristen di negara Afrika. Bentrokan sengit di kawasan itu terjadi pada akhir bulan lalu yang menewaskan 326 orang.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof Ekmeleddin Ihsanoglu menyatakan keprihatinan dan mengutuk aksi kekerasan Nigeria, yang menewaskan ratusan orang dan merusak keharmonisan antarpenganut agama.

Dalam satu pernyataan pers yang disiarkan di Jeddah belum lama ini, Sekjen Ihsanoglu kembali mendesak para pemuka agama di Nigeria untuk mengambil sikap tegas terhadap kelompok garis keras.
Sikap Toleransi

Para pemuka agama hendaknya mencegah kelompok garis yang mengeksploitasi agama untuk membenarkan kejahatan mereka dan melanggar nilai-nilai kemanusiaan yang suci, katanya.

Ihsanogolu menyatakan penolakannya atas aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, termasuk Islam, yang senantiasa mengajarkan perdamaian, hidup berdampingan secara damai, kasih sayang, dan toleransi.

Sekjen OKI juga menyerukan kepada para pemuka masyarakat di pedesaan dan perkotaan bersatu guna mendorong dialog dan memelihara sikap toleransi guna hidup berdampingan secara damai dan berusaha memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi.(rtr-ant-26)

Keluarga Fahmi Enam Bulan Kehilangan Kontak

Berita Utama
09 Maret 2010
Kasus Mutilasi oleh ”Sumanto” dari Kendal

DUKA masih sulit dihapus keluarga korban mutilasi, Fahmi Iswandi (38), warga Desa Pagerbarang RT 1 RW 3 Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal. Mereka sama sekali tak menyangka korban akan meninggal dengan cara tragis.

Almarhum yang selama ini merantau di Batam, Kepulauan Riau itu meninggalkan istri, Rukiyah (38) dan seorang putri, Salsabila Qurotul Aeni (6).
Fahmi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami-istri (alm) H Ikin Sodikin dan Hj Indrati Juarmi. Adik kandung korban, Adi mengatakan, kepergian kakaknya untuk selama-lamanya sangat mengejutkan. Apalagi, Fahmi meninggal dengan cara dimutilasi.

Menurut dia, kakaknya berangkat untuk bekerja di sebuah perusahaan di Batam, Juli 2009. Tiga bulan kemudian, ia pergi ke alam baka. Menurut informasi dari kepolisian, Fahmi dibunuh Kaeron tanggal 17 Oktober 2009.

”Kami masih tak menyangka, Mas Fahmi telah tiada. Namun, kami sekeluarga pasrah karena ini adalah musibah,” katanya. Pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus itu kepada aparat kepolisian.

Menurut dia, sebelum mendengar kabar pembunuhan itu, keluarga curiga terjadi sesuatu pada Fahmi. Pasalnya, korban tak pernah menghubungi keluarganya sejak enam bulan lalu atau September 2009.

Padahal, biasanya Fahmi rajin menelepon. Hingga akhirnya, muncul kabar duka itu. Awalnya, Jumat (5/3) kabar tersebut diterima Indrati dan anak korban, Salsabila. Sebab, istri Fahmi, Rukiyah, bekerja di Malaysia sebagai TKI. Rukiyah berangkat ke Malaysia Agustus 2008 untuk menjalani kontrak kerja selama dua tahun. Tetapi setelah mengetahui suaminya meninggal dunia, ia memutus kontrak dengan PJTKI yang membawanya ke Negeri Jiran tersebut.

Selama ditinggal kedua orang tuanya, Salsabila tinggal bersama Indrati di Desa Pagerbarang. Di desa itu, keluarga korban cukup terpandang lantaran Indrati pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Partai Golkar periode 1999-2004.

Fahmi yang akrab dipanggil Yiyi dikenal ramah terhadap teman-temannya. Ia yang merupakan lulusan Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Semarang tahun 1996 juga suka menolong tetangga-tetangganya. Ketua RT 1 RW 3 Desa/Kecamatan Pagerbarang, Bari menuturkan, Fahmi dikenal ramah dan supel. ”Dia tak pernah berbuat onar dan tidak memiliki musuh,” katanya.
Cari Nafkah Lagi

Sementara itu, setelah sempat syok setelah mendengar kabar anak sulungnya menjadi tersangka pembunuhan, Jumiati (53), ibu Kaeron, mulai beraktivitas seperti biasa untuk menyambung kebutuhan hidup. Ketika hendak ditemui, kemarin, janda beranak tiga warga Desa Podosari, Kecamatan Cepiring, Kendal, itu sedang keluar mencari nafkah. Sejak pagi, rumah sederhana dari kayu yang dihuni Jumiati dan dua anak perempuannya (adik tersangka Kaeron-Red), tertutup rapat. Pintu utama di bagian depan, terkunci.

”Ketika mendengar kabar bahwa Kaeron menjadi tersangka pembunuhan, Bu Jumiati sering menangis pada malam hari,” tutur Isnadi (45), warga RT 3 RW 1 Desa Podosari.

Namun, imbuh dia, dua malam terakhir ini Jumiati mulai terlihat tabah menerima kenyataan tersebut. Apalagi, dia harus mencari nafkah untuk makan. Dia sehari-hari bekerja sebagai buruh pembuat batu bata dengan upah Rp 10 ribu per hari.

”Kalau pas panen raya, Bu Jumiati bekerja mengasak atau mencari sisa-sisa gabah di sawah.  Dua anak perempuannya juga bekerja sebagai buruh serabutan.”

Isnadi menuturkan, para tetangga bersimpati atas apa yang dialami Jumiati. Warga memberikan dukungan moril kepadanya. ”Tidak sedikit warga yang datang ke rumah Bu Jumiati untuk menghiburnya agar tidak larut dalam kesedihan. Kami menganggap dukungan moril itu merupakan ibadah,” ucapnya. (Royce Wijaya SP, Setyo Sri Mardiko-65)

Maret 03, 2010

Wapres Tak Akan Mundur

Berita Utama

04 Maret 2010


JAKARTA- Meski terus didesak sebagian anggota DPR, Boediono tidak akan mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden. Rumor mundur itu sempat berembus, seiring dengan kecenderungan pandangan fraksi di rapat paripurna DPR yang menginginkan agar kasus yang melibatkan mantan gubernur BI itu diproses secara hukum.
”Selalu ada isu atau rumor pengunduran diri. Tidak pernah (Boediono) berpikir setitik pun (mundur) karena proses yang terjadi di DPR,” ujar Juru Bicara Wakil Presiden Boediono, Yopie Hidayat, dalam konferensi pers di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/3). 
Menurut Yopie, Boediono akan tetap mengerjakan tugasnya sebagai wapres, karena itu  adalah amanah.
”Pemilih (SBY-Boediono) lebih dari 60 juta orang melalui proses demokrasi yang fair,” ucapnya. 
Jika Boediono mengundurkan diri, perlu ada alasan hukum yang mendasarinya. 
”Tidak mungkin (Boediono) mengundurkan diri atas permintaan yang tidak memiliki dasar moral, dasar hukum. Apalagi tuduhan yang tidak memiliki asas praduga tak bersalah,” kata Yopie.
Dalam berbagai kesempatan, Boediono menyatakan sangat yakin kebijakan yang diambilnya pada tahun 2008 adalah keputusan yang benar. Karena kebijakan itulah Indonesia bisa terbebas dari ancaman krisis ekonomi.

Sri Mulyani Bingung

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bingung, di mana letak kesalahannya saat menjabat sebagai ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). ’’Salahnya di mana,’’ ucapnya saat ditanya terkait hasil akhir Pansus Century, Rabu (3/3).
Dia menjelaskan, keputusan KSSK soal landasan hukum bailout yang dipertanyakan harus diperjelas letak perbedaan pendapatnya.
Kalau perbedaan pendapat mengenai landasan hukum, dibawa saja ke forum yang bisa menetapkan landasan hukum mana yang dianggap sesuai.
Sri Mulyani mengatakan, sudah menjelaskan kepada pansus terkait pengambilan keputusan bailout tersebut. Sebagai mantan ketua KSSK, dirinya merasa sudah mengkaji UU Perbankan, UU BI, UU LPS, serta Perppu Nomor 4/2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) sebagai landasan kebijakan bailout.
’’Kalau kemudian ada sebagian dari anggota pansus yang menganggap landasan-landasan itu tidak memadai, ya kita bawa saja kepada forum biar bisa menilai. Karena itu (pansus dan rapat paripurna DPR) kan bukan penghakiman, tapi suatu pandangan hukum. Kalau pandangan hukum, kami juga punya pandangan hukum,’’ jelasnya.
Ditanya apakah siap jika hasil pansus bergulir ke ranah hukum, dia balik bertanya. ’’Maksud Anda, saya yang akan dihukum kan. Saya tanya, bagian mana yang saya salah.’’
Dia juga bertanya kepada wartawan, pelanggaran kebijakan mana yang dilansir oleh pansus. Pasalnya, tidak semua fraksi di DPR menyatakan terjadi pelanggaran. Jika pelanggaran dikaitkan dengan tidak adanya landasan hukum bailout, ia membantah.
’’Masak suara kami nggak dihormati juga. Wong saya warga negara Indonesia juga, saya kebetulan juga pejabat, kami menganggap ada landasan hukum,’’ tambahnya.
Karena itulah, menurutnya harus ada forum tersendiri untuk menilai landasan hukum mana yang paling tepat.  ’’Sebagian besar (fraksi) juga mengatakan landasan hukumnya harus disempurnakan karena ini merupakan buatan DPR dengan pemerintah. Kalau memang ada yang tidak lengkap yang menyebabkan sulitnya sebuah kebijakan dibuat, ya mari kita perbaiki saja,’’ tandasnya.
Perbaikan kebijakan itu, kata dia, bisa melalui kebijakan berupa Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Undang-undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).
Dia menambahkan, rekomendasi pansus yang menyatakan agar kasus Bank Century dibawa ke ranah hukum sudah dilakukan pemerintah.
’’Kalau kesimpulannya begitu, saya sebagai pihak yang menganggap ada yang tidak baik dalam governance Bank Century, sudah mengadu ke polisi. Sudah ada berapa lapis, sudah ada datanya dan dilacak. Jadi rekomendasinya sama dengan yang kami lakukan,’’ jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, hasil rapat paripurna yang merujuk kesalahan pada prosedur hukum, sama dengan penilaiannya. Dia juga meminta publik tidak mendramatisasi kekisruhan di rapat paripurna Selasa (2/3), terutama dikaitkan dengan kondisi perekonomian setelah kericuhan baik di ruang sidang maupun di luar gedung DPR.
Ia berpendapat, mekanisme kenegaraan nantinya pasti akan menyiapkan solusi yang baik atas kondisi tersebut. Menkeu juga optimistis tidak akan terjadi pelarian arus modal keluar akibat kisruh seputar kasus Bank Century.
Pengelolaan perekonomian terus berjalan dan tetap fokus. Bahkan, tambahnya, semua indikator makro justru menunjukkan perkembangan positif di masyarakat dari sisi produksi. ’’Inflasi kemarin bagus, kemudian ada optimisme dari para pelaku usaha.
Momentum ini sebaiknya perlu kita jaga bersama, jadi nggak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan,’’ kata Sri Mulyani yang mengaku tidak sempat menyaksikan jalannya rapat paripurna yang berujung ricuh. Begitu juga dengan tayangan aksi demontrasi yang disiarkan secara langsung di beberapa stasiun televisi swasta. ’’Saya nggak nonton karena banyak tamu dan banyak kerjaan,’’ katanya. (J10,dtc-65,49)

Hartati Divonis 1 Tahun 2 Bulan

04 Maret 2010
SEKILAS DAERAH


BANJARNEGARA-Hartati akhirnya divonis 1 tahun 2 bulan dikurangi masa tahanan dalam sidang perkara dugaan korupsi dana Desa Darmayasa, Kecamatan Pejawaran, kemarin. Dia dinilai terbukti bersalah melakukan korupsi secara berlanjut.

Selain itu, dia juga mesti membayar denda Rp 50 juta subsider dua bulan kurungan dan juga mesti membayar uang pengganti sebesar Rp 52.792.100.
Putusan tersebut terhitung masih lebih ringan dari tuntutan jaksa. Yakni, 1 tahun 6 bulan dikurangi masa tahanan. Selain itu, masih ditambah denda Rp 50 juta subsider 3 bulan kurungan dan membayar uang pengganti Rp 72.837.100. Jumlah uang pengganti itu merupakan jumlah kerugian negara/daerah dalam kasus itu.

Setelah majelis hakim membacakan putusan, Hartati lantas berkonsultasi dengan Widi Gunawan SH, penasehat hukumnya.Kemudian dia memutuskan untuk menerima putusan hakim. Adapun jaksa penuntut umum (JPU) Lilik Sugiyanto SH, menyatakan pikir-pikir. Adapun hal-hal yang memberatkan di antaranya,  dia sudah menikmati uang hasil korupsii.

Sementara sikapnya yang sopan dan memperlancar jalannya sidang, dinilai sebagai hal yang meringankan. Demikian juga upayanya mengembalikan sejumlah dana yang diduga digunakannya. Sebelumnya, dia sudah mengembalikan uang sebesar Rp 19.995.000, pada saat proses penyidikan. (H25-88)

Politik setelah Angket Century

Berita Utama

04 Maret 2010
ANALISIS


  • Oleh TA Legowo
RAPAT pleno DPR 3 Maret 2010 telah mengakhiri kasus bailout Bank Century. Tetapi, pelaksanaan hak angket DPR ini tidak berarti telah menyelesaikan semua masalah yang diakibatkan kasus tersebut. Salah satu masalah penting adalah efek politik bagi kinerja pemerintahan di masa mendatang.
Masalah ini penting untuk ditanggapi, karena keputusan pleno DPR telah meninggalkan pelajaran politik yang tidak mudah dilupakan publik. Selain itu, akan memberi pengaruh pada kualitas kinerja
pemerintahan hasil Pemilu 2009 pada tahun-tahun mendatang.
Cara kerja DPR dalam menangani kasus Bank Century jelas telah memberi makna untuk pendalaman demokrasi (democratic deepening) di Indonesia. Aspek internal dari makna ini membuktikan bahwa DPR yang dikendalikan oleh fraksi-fraksi dan di bawah bayang-bayang executive heavy ternyata dapat bekerja secara demokratis.
Nilai demokrasi yang dipantulkan darinya merujuk kepada: pertama, otonomi fraksi yang dapat tegak hanya di atas dasar data dan informasi yang lengkap dan kuat. Otonomi seperti ini telah menghasilkan keberagaman sikap dan pendirian politik dari fraksi-fraksi di DPR. Dengan cara ini, masyarakat pun disuguhi pilihan yang beragam untuk memberikan dukungan.
Kedua, otonomi ini semacam itu telah memfungsikan mekanisme checks and balances dalam sistem pemerintahan perwakilan RI. Ini terutama dinyatakan dalam perbedaan pendirian di antara fraksi-fraksi dari kekuatan koalisi partai pemerintahan SBY-Budiono. Berfungsinya mekanisme saling awas dan mengimbangi ini bisa jadi merupakan pertanda  berakhirnya dominasi satu lembaga negara atas lembaga-lembaga negara lainnya, entah itu executive heavy atau legislative heavy, atau bahkan judiciary heavy.
Tetapi, fenomena positif bagi kemajuan demokrasi Indonesia itu dapat terjadi karena dilangsungkan dalam atau di bawah pengawasan rakyat. Pengawasan rakyat yang  bersifat menasional dan berlangsung secara intensif telah berkembang menjadi kekuatan eksternal  yang secara langsung maupun tidak langsung memberi tekanan politis terhadap konsistensi dan kedalaman kinerja para wakil rakyat dan fraksi-fraksi di DPR terhadap skandal Bank Century.
Bagi fraksi maupun anggota Dewan, sikap konsisten dan kedalaman kinerja yang ditampilkan disikapi sebagai investasi politik jangka panjang di hadapan rakyat Indonesia. Ini dapat saja dibaca sebagai pragmatisme politik, tetapi sebaliknya juga dapat dimengerti sebagai sikap realistis perwakilan politik yang menyadari bahwa basis dukungan dan legitimasi politik mereka adalah rakyat. Fenomena ini telah membuka hubungan fungsional yang langsung antara wakil rakyat dan rakyat.
Fenomena itu tidak dapat sama sekali mengabaikan peran media massa elektronik maupun cetak yang tidak dapat dipungkiri telah memainkan peran krusial yang memediasi dan mendekatkan (apa yang dilakukan) wakil rakyat dengan prinsipal utamanya, yaitu rakyat.
Ini hanya menegaskan bahwa rakyat dan media massa telah menampilkan diri secara sinergik sebagai faktor eksternal yang memaksa DPR dan Pansus Angket Bank Century untuk  bekerja sungguh-sunguh dan konsiten dalam  bersikap.
Kinerja Pemerintahan
Pengawasan masyarakat terlihat telah mempersulit, kalaupun bukan mencegah, praktik politik dagang sapi. Selama ini praktik semacam ini telah mengakibatkan sulitnya penegakan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (clean and responsible government) dalam penyelenggaraan pemerintahan di negeri ini.
Tawaran dan tekanan politik (carrot and stick politics) dijalankan oleh kekuatan politik SBY untuk diganti dengan perubahan sikap kekuatan-kekuatan politik lain.  Ternyata, politik macam ini  tidak lagi berbuah hasil seperti diharapkan. Bahkan, karena tidak bisa lepas dari liputan media, yang didapat adalah cibiran dan hujatan masyarakat.
Tawaran dan tekanan politik mestinya tidak akan dilakukan jika tidak ada kepentingan khusus, yang bertentangan dengan kepentingan umum, yang harus dibela mati-matian oleh kekuatan politik penguasa. Sebab, politik semacam ini dapat dilakukan oleh kekuatan yang menguasai sumber-sumber politik.
Tidak lagi efektifnya tawaran dan tekanan politik mengirimkan pesan kepada pemerintahan perwakilan yang terbentuk oleh pemilu untuk bekerja dengan baik dan menghasilkan kemaslahatan bagi rakyat banyak. Sebab, hanya pemerintahan semacam ini yang akan didukung oleh rakyat.
Dalam perspektif itu, pelaksanaan angket Bank Century oleh DPR, terlepas dari berbagai kepentingan politik kelompok yang menyertainya, telah mendudukkan DPR pada posisi dan peran yang seharusnya ditempati dan dimainkan dalam berhadap-hadapan dengan pemerintah (eksekutif). Ia adalah pengawas dan pengimbang, bukan ’’pembebek’’ atau pengikut kekuasaan eksekutif.
Jika kembalinya posisi dan peran DPR itu dapat dipertahankan untuk masa-masa mendatang, bukan tidak mungkin ini akan dicatat dalam sejarah modern politik Indonesia sebagai tonggak diawalinya clean and responsible government setelah selama 10 tahun reformasi penegakan hal itu terkesan menemui jalan buntu.
Clean and responsible government juga meniscayakan bahwa semua kebijakan pemerintah harus terbuka untuk ditanggung-gugat. Ini akan terkait bukan hanya terhadap kebijakan pemerintah yang salah dan berefek buruk bagi masyarakat banyak, tetapi juga kebijakan pemerintah yang benar tetapi mudah dimanipulasi atau disalahgunakan, sehingga merugikan masyarakat pada umumnya. 
Dibaca secara terbalik, kebijakan pemerintah yang tidak bisa diperkarakan hanya akan menandai ’’kesewenangan’’ pemerintah yang bertentangan dengan prinsip pemerintahan yang bersih.
Politik pascaangket Bank Century yang tergambarkan seperti itu, dalam kacamata positive thinking, akan memberikan penilaian atas kualitas kinerja suatu pemerintahan demokratis, bukan karena keberhasilan melakukan tawaran dan tekanan politik, tetapi karena kemampuan mempertaruhkan kebijakan-kebijakan umumnya untuk ditanggung-gugat oleh perwakilan rakyat. (65)
-Penulis adalah pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi)

Membelot, Lily dan Kurdi Dihujani Peluk dan Cium

Berita Utama

04 Maret 2010
Di Balik Rapat Paripurna DPR


Penyelidikan kasus bailout Bank Century oleh DPR telah berakhir. Beragam cerita pun mengemuka. Salah satunya, tentang sikap para wakil rakyat sepanjang masa kerja pansus hingga rapat paripurna DPR 2-3 Maret. Ada yang konsisten pada pendiriannya, ada pula yang membelot dan berani melawan suara partainya.
DUA wakil rakyat menarik perhatian karena berbeda suara dengan induk partainya dalam rapat paripurna DPR, semalam. Mereka adalah Lily Wahid dari PKB dan Ahmad Kurdi Moekri dari PPP. Dari 28 anggota Fraksi PKB, 26 di antaranya kompak mengikuti pilihan Fraksi Partai Demokrat dalam voting pertama.
Mereka memilih alternatif kedua (opsi A,C, atau AC). Hanya satu yang memilih berbeda, yaitu Lily Wahid yang memilih alternatif kedua (opsi A atau C) dan satu orang lainnya absen. Langsung saja Lily yang merupakan salah satu inisiator hak angket itu dihujani peluk dan cium dari anggota berbagai fraksi yang menolak alternatif kedua.
Tak hanya dari anggota DPR perempuan, Lily juga mendapat ciuman dari politikus PDIP Budiman Sudjatmiko dan ucapan selamat dari Akbar Faizal dan lainnya. Rieke Dyah Pitaloka (PDIP) bahkan menghadiahi Lily seuntai kalung berlogo PDIP.
Hal serupa terjadi pada Kurdi Moekri. Ketika 33 anggota Fraksi PPP mendukung alternatif 2, Kurdi yang juga anggota Tim 9 yang merupakan inisiator hak angket Bank Century itu justru memilih alternatif pertama. Langkah Kurid disambut sorak-sorai dan tepuk tangan. Sejumlah anggota Tim 9 seperti Maruarar Sirait (PDIP), Andi Rahmat dan Misbakhun (PKS) langsung menghampiri dan menciumnya.
Kurdi mengaku tidak khawatir dikenai sanksi pergantian antarwaktu (PAW) dari DPR oleh DPP PPP. “Itu sudah pendirian saya. Mau di-recall dari DPR atau tidak, itu risiko,” ujarnya di sela skorsing rapat paripurna.
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan XI Jawa Barat ini menegaskan, opsi C merupakan pilihannya selama terlibat dalam Pansus Century. Sikap mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan mayoritas anggota FPPP itu merupakan hak konstitusionalnya sebagai anggota DPR.
“Saya istiqomah dengan C karena menilai proses kebijakan (bailout Bank Century) ada yang tidak benar. Koalisi tidak boleh ABS (asal bapak senang),” ujar Kurid yang periode ini merupakan kali kedua  duduk di DPR.
Sementara itu, Lily Wahid hampir dipastikan mendapat sanksi berupa peringatan pertama.
“Kami menyesalkan sikapnya yang tidak kompak dengan keputusan partai dan fraksi. Partai akan memberikan peringatan pertama,” kata Wakil Ketua Fraksi PKB Bahrudin Nasori.
Menurut bendahara DPP PKB ini, partainya akan membahas sikap Lily yang dinilai tidak bisa dikendalikan. Sebab, PKB memiliki pilihan yang sudah didasarkan pada data dan fakta.
Tak Mulus
Di sisi lain, selama 60 hari, kinerja pansus berjalan tak mulus, apalagi pada saat pengambilan keputusan di paripurna. Justru di tahap akhir itulah semuanya meledak. Kisruh terjadi pada paripurna pertama, 2 Maret. Para anggota Dewan yang terhormat kembali mencoreng muka mereka sendiri dengan melakukan tindakan tak terpuji.
Kekisruhan terjadi setelah ketua sidang Marzuki Alie mengetuk palu dan mengakhiri sidang secara sepihak.
Peristiwa memalukan pun tak terelakkan. Puluhan anggota Dewan naik podium dan saling dorong.
Namun, paripurna kedua kemarin berjalan relatif lebih tenang . Mungkin hendak menebus kesalahan atau mengulur waktu, Marzuki memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta sidang untuk berbicara. Mereka lebih banyak mengevalusi apa yang terjadi pada paripurna sebelumnya.
Saat pembacaan pandangan akhir dan pilihan opsi dari masing-masing fraksi, suasana sidang menjadi meriah, dipenuhi teriakan, tepuk tangan, celetukan, bahkan juga nyanyian, layaknya anak sekolah.
Saat juru bicara Partai Golkar Ibnu Munzir maju ke podium untuk membacakan pandangan akhir fraksinya, seorang anggota Dewan mengeluarkan celetukannya. ’’Partai Golkar tidak usah bacakan pandangan akhir, langsung saja pilih C (pilihan opsi C-red).’’
Hal serupa terjadi ketika juru bicara FPAN selesai membacakan pandangan akhir dan tidak memilih salah satu opsi yang merupakan rekomendasi dari pansus.
’’PAN nggak ada nyali. Hidup Amien Rais. Eko Patrio banci!’’ teriak salah satu anggota Dewan disambut gelak tawa.
Proses paripurna juga tak lepas dari lobi-lobi panjang dan melelahkan. Kerasnya lobi tergambar dari sikap dan raut wajah para wakil rakyat. Banyak yang sibuk keluar-masuk ruang lobi dengan muka dan tegang. Kebanyakan enggan menjawab saat ditanya wartawan.
Apa pun, kerja panjang DPR dalam mengusut kasus bailout Bank Century telah sampai di ujung jalan. Kini, rakyat menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah kasus ini akan berakhir dengan proses hukum dan jatuhnya para petinggi negara, atau hanya akan mengorbankan pion-pion pada level di di bawahnya. (Satrio W-65)

Sepatu Cinderella Raksasa

Berita Utama

04 Maret 2010


 TIGA wanita berpose di bawah sepatu ”Cinderella” raksasa dalam pameran karya Joana Vasconcelos di Belem Cultural Centre, Lisbon, Portugal, Selasa waktu setempat. Sepatu yang panjangnya mencapai empat meter itu terbuat dari susunan lempeng baja, dan dilelang dengan harga 110.000 poundsterling (sekitar Rp 1,8 miliar). Vasconcelos berharap, ada pangeran yang ”menemukan” sepatu Cinderella itu.(81)

Maret 02, 2010

IKLAN HARI INI

Demo di Depan DPR Rusuh

Berita Utama

03 Maret 2010


JAKARTA - Kerusuhan mewarnai aksi demonstrasi kasus Bank Century di depan Gedung DPR, Jakarta, kemarin, setelah ribuan orang yang menyerbu DPR berusaha merobohkan gerbang sebelah kiri dengan menggunakan tali tambang berukuran besar.

Polisi yang sudah berjaga berhasil menggagalkan aksi tersebut setelah berhasil melepaskan tambang yang sudah diikat ke pagar. Melihat usahanya gagal, massa kemudian berusaha menggeser kawat berduri yang ada di depan gerbang DPR.

Upaya kedua para demonstran ini pun berhasil, dan mereka langsung mencoba
merangsek ke dalam. Namun, aksi ini langsung dihalau polisi. Entah siapa yang memulai, massa dan polisi kemudian terlibat aksi saling lempar. Segala barang yang ada di sekitar lokasi aksi, seperti batu dan botol pun saling dilempar.

Aksi anarkis para demonstran ini langsung direspons polisi dengan melepaskan gas air mata. Tak hanya itu, polisi juga menyemprotkan air menggunakan water cannon yang memang sudah bersiap-siap. Usaha keras polisi untuk menghalau para demonstran agar tidak masuk ke Gedung DPR pun akhirnya berhasil, setelah massa memilih mundur.

Sebelumnya, ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat baik yang pro maupun kontra menyerbu DPR untuk memberikan dukungan kepada DPR maupun pemerintah saat DPR menggelar rapat paripurna dengan agenda pembacaan kesimpulan dan rekomendasi akhir pansus angket Century.

Massa pro pemerintah yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat untuk SBY (Arus) bahkan membakar bendera PKS dan Golkar yang dianggap mengkhianati koalisi. Aksi ini dilakukan tepat di depan gerbang utama Gedung DPR. Sebelum aksi pembakaran, massa terus berteriak, ’’PKS dan Golkar pengkhianat.’’ Dalam spanduk yang mereka bentangkan juga tertulis, ’’Mengkhianati Koalisi Adalah Mengkhianati Rakyat.’’

Sedangkan massa yang mendukung penuntasan kasus Century membawa beragam ornamen unjuk rasa seperti tiga tiang gantungan. Tiang-tiang gantungan yang dibawa dengan truk ini diperuntukkan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Di tiang gantungan, dipasang poster bertuliskan : ’’Pengadilan Rakyat untuk Century.’’

Selain itu, mereka juga membawa kerangkeng berisi tiga orang yang memakai baju tahanan bergaris hitam putih yang mengenakan topeng Yudhoyono, Boediono, dan Sri Mulyani. Kerangkeng ini didorong tiga orang berseragam satuan Detasemen Khusus yang memakai topeng dan bersenjata lengkap. Pendorongan tahanan dari restoran Pulau Dua, Gelora Bung Karno, diiringi dengan pembakaran kemenyan.
Sepuluh Ditangkap Sementara itu, sepuluh demonstran, lima diantaranya di depan Gedung DPR Jakarta, dan lima di Kalimantan Timur ditangkap polisi. Polisi terpaksa melakukan langkah-langkah penertiban, dan menangkap dengan didukung bukti yang kuat.

’’Kita sesalkan di depan DPR ada diantara pengunjuk rasa terang-terangan merugikan pihak lain tanpa didasari fakta yang dapat dipertanggungjawabkan,’’ ujar Edward Aritonang, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (2/3).

Edward mengungkapkan, demonstran, diantaranya Laoda Kamaludin dan Muamar Nafis yang ditangkap di depan DPR masih dalam pemeriksaan. Pasal yang disangkakan kepada keduanya yaitu Pasal 310,311, dan 316 KUHP.

Walaupun ketiga pasal tersebut merupakan delik aduan, tapi Edward tidak bisa mengungkapkan siapa pihak pelapor. Dihimbau pengunjuk rasa agar menghormati hukum yang berlaku, jangan melakukan hal-hal yang merugikan kepentingan umum. Edwar juga membantah penangkapan tersebut atas pesan presiden.

Edward menuturkan, untuk barang bukti berupa mobil Toyota Land Cruiser warna hitam dengan Nomor Polisi B 99 ES yang disita masih dalam pemeriksaan. Mobil milik salah seoarang pengacara, Eggy Sudjana.

Mobil yang terpasang dua bendera Front Umat Islam Bersatu (FUIB), dan Laskar Empati Pembela Bangsa (Lepas) diduga digunakan untuk menarik security barrier atau kawat berduri di depan Gedung DPR. Laode Kamaludin dan Muamar Nafis diamankan petugas Brimob ke Mabes Polri.(J22,K24-49)

Curi Ayam, Tewas Dihajar Massa

03 Maret 2010


PURBALINGGA- Tulus Rohadi (63), warga Dukuh Adiarsa, Desa Gondang, Kecamatan Karangreja tewas dihajar massa, Selasa (2/3) pagi. Gara-garannya, dia tertangkap basah ketika membawa barang curian dari rumah Ahmad Musodik, warga Dukuh Wlirang, Desa Gondang.

Menurut Musodik, dia terbangun pukul 02.00 dan mendapati pintu dapur dalam keadaan terbuka. ''Ketika saya periksa, ternyata 12 ayam saya hilang. Termasuk 3 wajan dan sebuah dandang tembaga. Saya lalu lapor ke RT,'' katanya di Polsek Karangreja.

Aksi pencurian seperti itu, kata dia, sudah sering terjadi dan meresahkan warga. Maka, begitu mendengar ada pencurian, warga segera melacak dan mengejar pelaku.

Pelaku kepergok warga di jalan raya masuk Desa Tlahab Lor. Pelaku, saat itu, sedang memikul barang-barang curiannya.

Ketika akan diringkus, tersangka bukannya takut tetapi malah mengancam warga yang mengepungnya.

Tersangka mengayun-ayunkan parang tajam yang sudah disiapkan. ''Sapa sing wani merek, tek bacok (Siapa yang berani, saya bacok-Red),'' ancamnya sambil terus mengarahkan parang ke arah warga.
Kerumunan warga pun semakin banyak.  Namun nyali Tulus yang pernah dipenjara karena kasus pencurian itu tak ciut.

Dia tetap garang mengancam warga. Semula warga tidak ada yang berani mendekat tersangka karena takut terkena bacokan parang itu.
Hingga akhirnya, ada seorang warga berhasil memukul tangannya dengan kayu.

Akibatnya, parang yang dipegang tersangka terlepas. Begitu senjata tajam itu lepas, warga langsung menangkap dan menghajarnya hingga pelaku luka parah.

Residivis itu kemudian dilarikan ke RSUD Purbalingga. Namun, nyawanya tak tertolong.

Kapolres AKBP Ruslan Efendi didampingi Kasatreskrim AKP Mugiman dan Kapolsek Bobotsari AKP Sukirno menjelaskan, perilaku tersangka selama ini meresahkan warga. Pelaku sering melakukan pencurian di desanya sendiri dan desa tetangga. (F10-75)