Menurut Musodik, dia terbangun pukul 02.00 dan mendapati pintu dapur dalam keadaan terbuka. ''Ketika saya periksa, ternyata 12 ayam saya hilang. Termasuk 3 wajan dan sebuah dandang tembaga. Saya lalu lapor ke RT,'' katanya di Polsek Karangreja.
Aksi pencurian seperti itu, kata dia, sudah sering terjadi dan meresahkan warga. Maka, begitu mendengar ada pencurian, warga segera melacak dan mengejar pelaku.
Pelaku kepergok warga di jalan raya masuk Desa Tlahab Lor. Pelaku, saat itu, sedang memikul barang-barang curiannya.
Ketika akan diringkus, tersangka bukannya takut tetapi malah mengancam warga yang mengepungnya.
Tersangka mengayun-ayunkan parang tajam yang sudah disiapkan. ''Sapa sing wani merek, tek bacok (Siapa yang berani, saya bacok-Red),'' ancamnya sambil terus mengarahkan parang ke arah warga.
Kerumunan warga pun semakin banyak. Namun nyali Tulus yang pernah dipenjara karena kasus pencurian itu tak ciut.
Dia tetap garang mengancam warga. Semula warga tidak ada yang berani mendekat tersangka karena takut terkena bacokan parang itu.
Hingga akhirnya, ada seorang warga berhasil memukul tangannya dengan kayu.
Akibatnya, parang yang dipegang tersangka terlepas. Begitu senjata tajam itu lepas, warga langsung menangkap dan menghajarnya hingga pelaku luka parah.
Residivis itu kemudian dilarikan ke RSUD Purbalingga. Namun, nyawanya tak tertolong.
Kapolres AKBP Ruslan Efendi didampingi Kasatreskrim AKP Mugiman dan Kapolsek Bobotsari AKP Sukirno menjelaskan, perilaku tersangka selama ini meresahkan warga. Pelaku sering melakukan pencurian di desanya sendiri dan desa tetangga. (F10-75)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar