Maret 02, 2010

Memantau lewat Televisi Bersama Para Menteri

Berita Utama

03 Maret 2010
Aktivitas SBY-Boediono saat Paripurna Century


 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mau ketinggalan menyimak jalannya Sidang Paripurna DPR yang mendengarkan kesimpulan Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Karena itu, kemarin Presiden tidak mengagendakan banyak acara kenegaraan.

Satu-satunya acara yang terjadwal hari itu adalah menghadiri pembukaan Rakernas ke-14 HIPMI, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada pukul 10.00. Setelah itu SBY bertolak kembali menuju Istana Merdeka.

Di Istana, seperti masyarakat lainnya yang penasaran melihat ending Pansus Angket Bank Century, Presiden menyetel televisi, menyaksikan tayangan langsung Sidang Paripurna dari Gedung DPR. SBY tidak sendiri. Ia ditemani sejumlah menteri dan pembantunya, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

’’Ada staf khusus dan beberapa menteri seperti Mensesneg, Menko Polhukam dan Menkumham,’’ ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, yang ikut menonton TV.

Karena itu dipastikan Presiden mengetahui persis jalannya sidang yang berlangsung panas dan belakangan berujung keributan baik di dalam maupun di luar Gedung MPR/DPR.

Kericuhan terjadi setelah Ketua DPR Marzuki Alie secara sepihak mengetok palu menutup sidang saat terjadi hujan interupsi sehingga situasi menjadi kacau. Saat itu juga aksi demo di depan Gedung MPR/DPR memanas, sehingga terjadi bentrok antara para pengunjuk rasa dengan polisi.

Melihat keadaan yang tidak menguntungkan, SBY langsung menggelar rapat tertutup. Ia pun memanggil ketiga menko, yakni Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono dan Menko Polhukam Djoko Suyanto untuk untuk segera meluncur ke Istana. ’’Presiden mengadakan rapat koordinasi membahas perkembangan di DPR dan isu terkini,’’ ujar Julian.

Rapat berlangsung pukul 14.00. Tapi di tengah jalan Boediono yang rupanya juga diundang Presiden, ikut bergabung. Saat SBY memintanya ke Istana, Boediono tengah mengadakan rapat internal dengan stafnya terkait agenda Wapres ke depan.

Boediono meninggalkan kantor Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta pukul 14.55, dengan iring-iringan Paspampres, dan tiba di Istana sepuluh menit kemudian.

Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, membenarkan perihal pemanggilan ini. Tapi ia tidak menjelaskan alasan pemanggilan tersebut terkait hasil Pansus Century.
’’Presiden dan wakil presiden melakukan komunikasi intensif itu hal yang biasa. Pertemuan itu biasa berkali-kali. Namanya presiden dan wapres kalau mau ngobrol ya biasa, tinggal telepon saya mau ngobrol,’’ kata Yopie.

Juian menyatakan kemungkinan akan ada penjelasan dari pihak Istana menyikapi perkembangan di DPR. ’’Nanti pihak istana akan menjelaskan atau memberikan keterangan terkait kondisi saat ini,’’ tuturnya.
Tak Stres Yopie menambahkan, Boediono tak stres menjelang keputusan menentukan itu meski dia memilih tidak mengikuti siaran langsung rapat paripurna yang ditayangkan TV. “Jelas Pak Boediono tidak stres. Ibu (Herawati) juga tidak,” ujar Yopie ketika dikonfirmasi wartawan.

Menurut Yopie, menjelang pembacaan kesimpulan Pansus Century, sikap Boediono seperti biasa, tetap diam dan tak ada keluhan apa pun. Yopie juga menjelaskan bahwa agenda Boediono kemarin terbilang sibuk. Sebelum dipanggil SBY, Boediono rapat bersama staf dan sejumlah deputi di kantor wapres, untuk mem-follow up sejumlah persoalan.

Karena kesibukan ini, Boediono tak akan punya waktu untuk menonton siaran langsung pembacaan keputusan paripurna Century melalui layar televisi. “Pak Boed terlalu sibuk untuk menonton TV,” ucap Yopie.

Untuk mengetahui hasil Pansus, Boediono biasanya mendapat informasi dari para stafnya, intelijen, polisi, dan pejabat negara lain. “Beliau kan pejabat negara. Beliau bisa dapat informasi dari mana saja,” sebut Yopie.(Fauzan Jayadi-76)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar