Maret 08, 2010

Nigeria Kembali Dilanda Konflik Etnis, 500 Tewas

Berita Utama
09 Maret 2010

JOS - Tentara mengintensifkan patroli di Kota Jos, Nigeria tengah, menyusul bentrokan etnis yang menewaskan sekitar 500 orang, kemarin. Pada saat yang sama, para pekerja kemanusiaan berusaha memperoleh akses mengenai kebenaran jumlah korban jiwa.

Jumlah korban memang masih simpang siur. Juru bicara kepolisian mengatakan, korban tewas hanya 55 orang. Namun, para tokoh suku dan wartawan setempat mengatakan lebih dari 500 orang terbunuh dalam bentrokan itu.

Penjabat Presiden Goodluck Jonathan mengadakan rapat darurat dengan seluruh kepala keamanan untuk membahas langkah-langkah mencegah bentrokan etnis merembet ke daerah lain. ”Tentara berpatroli di berbagai sudut kota, dan situasi sudah tenang. Kami memperkirakan 500 orang tewas. Namun, saya kira jumlah korban kemungkinan lebih besar lagi,” kata Komisaris Informasi Negara Bagian Plateau Gregory Yenlong, kemarin.

Juru bicara Palang Merah mengatakan, situasi masih mencekam dan tim kemanusiaan sudah dapat membantu mengevakuasi sebagian korban luka-luka ke rumah sakit di Kota Jos.

Bentrokan etnis terbaru itu terjadi pada masa-masa sulit bagi Jonathan. Sebab, dia masih harus memperoleh pengukuhan kekuasaan, sementara Presiden Umaru Yar’Adua masih terlalu sakit untuk memerintah. Dalam bentrokan etnis Minggu lalu, sedikitnya 500 orang tewas, kata penasihat gubernur negara bagian itu, Dan Manjang, kemarin.

”Kami telah menangkap 95 orang, namun pada saat yang sama lebih dari 500 orang tewas dalam bentrokan terbaru itu,” jelasnya.

Negara Bagian Plateau, Nigeria tengah, juga mengonfirmasi jumlah kematian yang sama, namun para saksi mata dan pegiat hak asasi manusia (HAM)  lokal menyatakan jumlah korban tewas sekitar 200 orang.
Sangat Ketat

Ketua Liga  HAM di Jos, Shamaki Gad Peter, mengatakan,  ”Catatan kami terbaru menunjukkan 202 orang tewas dalam konflik etnis tersebut.”Pegiat HAM lainnya, Shehu Sani, mengatakan 250 orang tewas. ”Sejauh ini kami menemukan 200 orang tewas di tiga desa,” kata kata seorang penduduk Dogo Nahawa, Fank Tutgun.

Dia melaporkan tidak ada bentrokan pada malam Senin di tengah penjagaan keamanan sangat ketat setelah pihak berwenang memberlakukan kawasan itu sebagai zona siaga merah dan pengerahan pasukan.

Konflik berdarah tersebut melibatkan warga Muslim dan Kristen di negara Afrika. Bentrokan sengit di kawasan itu terjadi pada akhir bulan lalu yang menewaskan 326 orang.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof Ekmeleddin Ihsanoglu menyatakan keprihatinan dan mengutuk aksi kekerasan Nigeria, yang menewaskan ratusan orang dan merusak keharmonisan antarpenganut agama.

Dalam satu pernyataan pers yang disiarkan di Jeddah belum lama ini, Sekjen Ihsanoglu kembali mendesak para pemuka agama di Nigeria untuk mengambil sikap tegas terhadap kelompok garis keras.
Sikap Toleransi

Para pemuka agama hendaknya mencegah kelompok garis yang mengeksploitasi agama untuk membenarkan kejahatan mereka dan melanggar nilai-nilai kemanusiaan yang suci, katanya.

Ihsanogolu menyatakan penolakannya atas aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, termasuk Islam, yang senantiasa mengajarkan perdamaian, hidup berdampingan secara damai, kasih sayang, dan toleransi.

Sekjen OKI juga menyerukan kepada para pemuka masyarakat di pedesaan dan perkotaan bersatu guna mendorong dialog dan memelihara sikap toleransi guna hidup berdampingan secara damai dan berusaha memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi.(rtr-ant-26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar