Februari 22, 2010

Selalu Masuk Televisi, Istri Siapkan Batik Baru



Berita Utama
23 Februari 2010

Serba-serbi Kehidupan Anggota Pansus (1)



Sejak 4 Desember 2009, masyarakat disuguhi acara baru oleh beberapa stasiun televisi. Rapat Pansus Khusus Hak Angket Bank century selalu disiarkan secara langsung. Barangkali, siaran langsung itu memiliki rating tinggi. Karena itu, beberapa anggota pansus serasa menjadi artis dadakan.

ANGGOTA pansus dari Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, adalah salah satu dari 30 anggota yang merasa dirinya telah menjadi selebriti dadakan. Hal itu dinilai merupakan satu dampak yang menguntungkan dari adanya siaran pansus tersebut.
Dengan bangga dia mengakui, semakin banyak orang yang mengenal dirinya, baik di Dapil X (Batang, Pekalongan, Pemalang) Jawa Tengah maupun di kalangan masyarakat umum.

”Panggung pansus menjadi arena yang melahirkan selebriti dadakan. Tadinya orang tidak mengenal saya, tapi sekarang ketika saya berjalan di mal, banyak orang yang menyapa,” ujar Hendrawan saat ditemui Suara Merdeka di sela-sela rapat pansus, kemarin.

Selain menjadi selebriti dadakan, menjadi anggota pansus juga telah banyak menyita waktunya. Banyak kegiatan rutinnya yang menjadi terbengkalai, termasuk juga jam tidurnya menjadi sangat berkurang, hanya tiga sampai empat jam per hari. Untuk menjaga kesehatan, dirinya mangaku membutuhkan suplemen dan tetap berolah raga.

”Saya selalu minum vitamin dan berolah raga dengan treadmill setiap 3 hari sekali. Sedangkan setiap hari sit up di kasur,” ujar pria kelahiran Cilacap 21 April 1960.

Menjadi anggota pansus memang sangat memeras otaknya, dalam kurun waktu bulan ini hanya disuguhkan dengan data dan pembahasan tentang keuangan negara yang telah raib. Untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatannya, Hendrawan sering meluangkan waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk berkaraoke ria bersama teman-temannya.

Selain itu, jalan-jalan di mal juga menjadi alternatif lain untuk menghilangkan kejenuhan. ”Jalan-jalan dan karaoke merupakan hal kecil dan sederhana dan sangat efektif untuk menghilangkan ketegangan,” terangnya.

Meskipun hampir seluruh waktunya tersita untuk Pansus Century ini, politikus dari PDI Perjuangan ini tetap tidak melupakan keluarganya. Dia mengatakan, tidak ada masalah komunikasi dengan istri dan anak tunggalnya yang sedang kuliah di Bandung. Mereka tetap memberikan dukungan moral kepadanya untuk tetap menjadi anggota pansus dan DPR yang baik.

Dukungan dari keluarga memang sangat sederhana, namun sekecil apa pun dulungan dari keluarga dirasakan sangat bermakna sekali. Di samping itu, anak dan istrinya juga turut menjaga integritas dirinya, dan hal itu yang menguatkan dirinya. ”Misalnya, mempersiapkan baju-baju baru. Karena kalau disorot TV, kalau bajunya itu terus kan nggak enak dilihat pemirsa. Akhirnya istri saya buat lima baju batik baru, buat jas-jas baru, karena saya nggak sempat,” katanya sambil tersenyum.

Selain menjadi anggota dewan, Hendrawan juga berprofesi menjadi dosen di salah satu universitas di Jawa Tengah. Karena dirinya telah diberikan kepercayaan oleh fraksinya dan pansus ini tidak dapat ditinggal, akhirnya jadwal mengajar pun terpaksa dikurangi.
Selain menjadi dosen, dirinya juga memiliki hobi menulis.

Jadwal rutin menulis pun juga menjadi tidak tetap. Lagi-lagi hal tersebut juga karena dirinya memfokuskan pada pansus.
”Biasanya menulis setiap Rabu. Untuk bulan ini belum memiliki kesempatan untuk menulis, karena waktunya hanya habis untuk mempelajari dokumen yang masuk,” tuturnya.

Biasa Rapat

Rekan satu fraksi Hendrawan, Maruarar Sirait mengaku, ketatnya jadwal rapat tidak membuatnya stres. Sebab, dirinya sudah terbiasa mengikuti rapat di partai, fraksi maupun organisasi kepemudaan Taruna Merah Putih yang dipimpinnya.
Selain itu, dia juga sudah terbiasa mempersiapkan materi sebagai bahan rapat dan evaluasi sesudah rapat. ”Untuk memudahkan, saya membagi kegiatan dalam tiga kelompok, yaitu waktu untuk partai, fraksi dan organisasi,” tutur pria yang biasa disapa Ara itu.

Oleh karenanya, Ara menganggap kesibukannya masih dalam batas yang wajar. Salah satu indikatornya, dia mengaku belum pernah diprotes oleh keluarganya hanya karena terlalu sibuk mengurus pansus. Apalagi, selama ini Ara sudah terbiasa bekerja hingga larut malam. Namun, biasanya pada Sabtu dan Minggu, dia meluangkan waktunya untuk keluarga. Kecuali, bila dalam dua hari itu dia harus ke luar kota dalam rangka tugas.

Ara mengakui, meski istrinya tidak berlatarbelakang politik seperti dirinya, sangat memahami apa yang sedang dilakukannya, baik di DPR, partai maupun organisasi. Bahkan, sang istri juga ikut mempersiapkan baju batik lengan pendek kegemarannya sebelum Ara berangkat ke tempat kerjanya.

”Istri sangat mengerti apa yang saya lakukan. Bahkan, karena istri saya orang Semarang, saya jadi sangat suka masakan Jawa seperti mangut. Tidak hanya itu, saya senang dengan batik-batik yang disiapkan oleh istri saya. Sebab, apa yang dipilihkan oleh dia, biasanya bagus-bagus,” ujarnya sambil tertawa.

Dalam sejumlah kesempatan, tak jarang nada bicaranya meninggi saat bertanya pada sejumlah saksi di pansus. Namun dia menyatakan, sikapnya dilatarbelakangi pertimbangan profesional. Sehingga, dia bisa memilah kapan saatnya bertanya dengan nada keras, biasa atau justru pelan.

Sebab menurutnya, ada sejumlah saksi dengan posisi penting yang tidak tahu atas apa yang terjadi. Selain itu, keras tidaknya pertanyaan yang diajukan dalam pansus juga tergantung persoalan yang dihadapi.

”Yang jelas, kami harus profesional, objektif, ditunjang oleh data dan tindak ngawur,” ujarnya membagi kiat.
Ara menyadari, keterlibatannya dalam pansus memang mendongkrak popularitasnya. Apalagi, sebagai salah seorang inisiator angket, dirinya sudah bekerja jauh hari sebelum pansus terbentuk.

”Peliputan media yang begitu intens, bahkan sejumlah stasiun televisi menyiarkan jalannya rapat pansus secara langsung, membuat saya sering diwawancarai. Selain itu, banyak pihak yang mengundang saya untuk acara diskusi dan talk show,” ucapnya.
Meski demikian Ara menyatakan, apa yang dilakukannya bukan perjuangan orang per orang, melainkan seluruh anggota DPR. Apalagi, Pansus Angket Bank Century berbeda dengan pansus lain. Sebab, usulan pansus ditandatangani oleh 503 dari 560 legislator atau sekitar 90 persen anggota DPR.

Selain itu, pansus juga didukung oleh sembilan fraksi di DPR. Selain itu, sebelum pansus bekerja, ada hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan serta besarnya perhatian publik dan media yang luar biasa.
”Belum pernah ada pansus yang seperti ini. Ini menunjukkan besarnya harapan publik dan momentum bagi DPR untuk memperbaiki diri. Sebagai anak muda, kami juga ingin membuat sejarah,” tukasnya.

Dia mengakui, dunia politik memang tak selamanya enak. Apalagi, kasus Bank Century melibatkan banyak orang penting. Namun yang jelas, dirinya bertujuan untuk menyingkap kebenaran yang selama ini masih tertutup. Apalagi, dirinya sudah memilih jalur politik sebagai panggilan hidup.(Satrio W, Saktia Andri, Wisnu W-76)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar