Februari 23, 2010

Tanpa Operasi, Hanya Bertahan 2,5 Tahun



Berita Utama
24 Februari 2010

Bilqis Dijenguk Linda Gumelar


SEMARANG -Berat badan Bilqis Anindya Passa sudah mendekati batas memungkinkan untuk pelaksanaan operasi cangkok hati. Hingga kemarin berat badan penderita atresia bilier itu mencapai 8,8 kg dari 9 kilogram yang ditargetkan. Kendati begitu Tim Cangkok Hati RSUP Dr Kariadi belum menentukan kapan operasi terhadap Bilqis bakal dilakukan.

”Kami masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan di luar negeri,’’ kata penggagas Tim Cangkok Hati Prof Dr Ag Sumantri SpA(K) di ruang sidang RSUP Dr Kariadi, Selasa (23/2).

Sumantri mengungkapkan pada penderita atresia bilier seperti Bilqis, cangkok hati menjadi satu-satunya solusi penyembuhan. Hati penderita diambil keseluruhan dan diganti dengan milik pendonor. Tanpa operasi kemungkinan untuk bisa bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama sangatlah kecil.

”Tanpa operasi peluang untuk hidup lebih dari usia 2,5 tahun hanya sekitar 5%. Tanpa ada operasi penderita akan mengalami penurunan fisik dan fungsi otak,’’ terang dia.

Hingga saat ini penyebab dari kelainan hati yang dijumpai pada satu dari 5.000-10.000 kelahiran itu belum diketahui. Pemberian obat tak bisa membuat kualitas hidup penderita lebih baik.

Persiapan operasi pun tak semudah yang dibayangkan. Harus diketahui sejauh mana tingkat keparahan dari penyakit tersebut. Perlu dilihat juga sejauh mana hati yang ada bisa

berfungsi. “Yang pasti operasi tersebut harus bisa meningkatkan kualitas hidup dari penderita,’’ imbuh dokter Sofwan Dahlan yang juga anggota Tim Cangkok Hati.

Proses Berlangsung

Saat ini tim terus memantau perkembangan kelainan hati yang diderita Bilqis. Tak dipungkiri oleh Sofwan, proses perkembangan penyakit Bilqis terus berlangsung. Ini berarti tim dokter harus berpacu dengan waktu untuk bisa menyembuhkan. “Bukan hanya pelaksanaan operasi yang dipersiapkan tetapi juga asupan makanan bagi Bilqis pascaoperasi nantinya,’’ kata dia.

Pihak keluarga sangat mengharapkan operasi Bilqis segera dilakukan. Bahruddin Syatha, kakek Bilqis, selaku wakil dari keluarga mengkhawatirkan penyakit Bilqis makin parah. Salah satu indikasi bertambah parahnya penyakit bisa diketahui dari penambahan albumin yang diberikan.

“Dulu albumin hanya diberikan tiap tiga bulan sekali. Akan tetapi sekarang malah tiga hari sekali. Takutnya nanti nggak keburu,’’ kata dia.
Bahruddin juga berharap tim melibatkan dokter yang menangani Bilqis sejak lahir. Pasalnya dokter tersebut dianggapnya mengetahui banyak riwayat dari penyakit cucunya tersebut. “Tapi agaknya tim dokter dari RSUP Dr Kariadi memilih untuk menangani sendiri,’’ kata dia.

Sementara itu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Ameliasari Gumelar didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sri Suharti Bibit Waluyo kemarin menengok Bilqis di rumah sakit. Dalam kunjungan, Linda menggendong balita berusia 18 bulan itu. Istri dari Agum Gumelar tersebut juga memberikan ciuman sayang terhadap Bilgis.
Linda juga memberikan dukungan terhadap kedua orang tua Bilqis. Dia berharap masyarakat akan terus berpartisispasi untuk memantau anak-anak yang memiliki permasalahan cukup berat.

“Bukan hanya masyarakat yang harus melakukan action tetapi juga pemerintah daerah. Kami sendiri akan terus melakukan koordinasi dengan segenap pihak untuk bisa membantu,’’ terang dia.(H31-62)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar